Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Prosesi Turunnya Al Qur'an

Al Qur’an sebagai kalamullah setebal 30 juz dengan 114 surat menjadi bahasan menarik jika dibahas mengenai bagaimana prosesi Al Qur’an diturunkan. Perjalanan hidup Rasulullah SAW selama menjadi rasul itulah rentang waktu Al Qur’an diturunkan.

Secara bahasa kata “turun” disepadankan maknanya dengan kata “nuzul”. Kata “nuzul” dimaknai dengan al inhidar min ‘uluwwin ila safalin (luncur dari atas ke bawah), turun secara berangsur-angsur, turun diartikan secara majazi tidak secara hakiki. (Ulumul Qur’an - Ilmu-ilmu Al Qur’an ; Ajahari, M.Ag)

Menurut Muhammad ali Ash Shabuni, Al Qur’an adalah kalam Allah, sebagai mukjizat yang diturunkan pada nabi dan rasul terakhir (Muhammad SAW) yang disampaikan oleh Ruhul Amin (Malaikat Jibril AS) yang ditulis dalam sebuah kitab, dinukilkann dengan mutawatir, beribadah saat membacanya, dimulai dari surat al fatihah dan diakhir dengan surat annas.


Lalu bagaimanakah , Al Qur'an itu diturunkan ?


Al Qur'an itu adalah sebuah wahyu, akan tetapi tidak semua wahyu adalah Al Qur'an. Lebih tepatnya adalah Al Qur'an merupakan sebuah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW

Dalam Al Qur'an, Allah SWT  menjelaskan bagaimana sebuah wahyu diturunkan kepada seorang Nabi. Disebutkan dalam surat Asy Syura ayat 51 :

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ

Artinya : "Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana"

Berdasar ayat diatas, Allah SWT menjelaskan bahwa cara Nabi menerima wahyu dibagi menjadi 3 macam :

1. Langsung tanpa perantara, maksudnya adalah melalui mimpi yang benar atau al ru'yah al shadiqah. Sebagai contoh adalah peristiwa Nabi Ibrahim AS saat menerima perintah dari Allah SWt untuk menyembelih putranya - Nabi Ismail AS. Dan peristiwa ini diceritakan dalam Al Qur'an surat Ash Shaffat ayat 102 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya : "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"

2. Cara kedua dengan cara "berbicara" melalui tabir. Sebagaimana kisah Nabi Musa AS saat beliau menerima mandat sebagai seorang Nabi. Diceritakan dalam Al Qur'an surat Thaha ayat 11 - 12 :

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَىٰ
إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ ۖ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

Artinya : "Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa."

3. Cara ketiga yaitu melalui perantara malaikat Jibril AS, yang disebut sebagai ruhul amin, sebagaimana yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu.

Kembali lagi,  Al Qur'an diturunkan melalui beberapa tahapan, berikut tahapan-tahapan diturunkannya Al Qur'an :

1. Tahapan pertama, Al Qur'an diturunkan pada malam lailatul qadar. Penurunan di malam lailatul qadar menjadi "notif" kepada alam malakut akan kemuliaan umat Nabi Muhammad SAW.

2. Tahapan kedua, Al Qur'an diturunkan secara bertahap atau munajaman. Tujuan dari tahapan ini agar hati Rasullah SAW menjadi kuat dan terhibur saat melewati peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan Allah SWT.

Ada perbedaan mengenai turunnya Al Qur'an, ada yang sekaligus ada yang berangsur-angsur hal ini merujuk pada surat Al Isra ayat 105 : 

وَبِٱلْحَقِّ أَنزَلْنَٰهُ وَبِٱلْحَقِّ نَزَلَ ۗ وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

Artinya : "Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan."

Kata anzala dan nazala, menurut Raghib al Asfahani :
Kata inzal dan tanzil, yaitu bahwa kata tanzil dimaksudkan berkenaan dengan turunnya Al Qur'an secara berangsur-angsur, sedangkan kata inzal dimaksudkan berkenaan dengan turunnya Al Qur'an secara sekaligus.

Dalam buku Ulumul Qur'an karya Abdul Djalal, beliau menyebutkan bahwa ada 3 fase diturunkannya Al Qur'an. 

Pertama, yaitu Al Qur'an ditempatkan di lauhul mahfudz.
Al Qur'an surat Al Buruj ayat 21-22
بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَّجِيدٌ
فِى لَوْحٍ مَّحْفُوظٍۭ
Artinya : "Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."

Tahapan pertama disebut dengan At Tanazzalul Awwal

Kedua, Al Qur'an diturunkan dari lauhul mahfudz ke langit dunia tepatnya di baitul izzah.
Tahapan kedua ini disebut At Tanazzalu al Tsani

Al Qur'an surat Al Qadar ayat 1 :

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

Artinya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan."

Al Qur'an surat Ad Dukhan ayat 3 :

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan."

Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Kesimpulan

Dari materi yang tentang prosesi Al Qur'an diturunkan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bagaimanapun tahapan atau langkah Al Qur'an itu turun semua itu melalui qadarullah.
Akan tetapi sebagai manusia yang diberi akal untuk berpikir, manusia akan membuat teori yang mampu dan bisa diterima oleh akal manusia pada umumnya.
Dengan logika sederhana, dengan jumlah 114 surat Al Qur'an akan mudah diterima dengan teori bahwa Al Qur'an diturunkan secara turun temurun.


Sumber Referensi :
1. Buku Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al Qur'an) - Ajahari, M.Ag
2. Buku Pengantar 'Ulumul Qur'an dan 'Ulumur Hadis - Dr. Abdul Wahid, M.Ag , Muhammad Zaini, M.Ag

Post a Comment for "Prosesi Turunnya Al Qur'an"