Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

REVIEW PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN, KEMAMPUAN, KOGNITIF, DAN, KEPUASAN KERJA, TERHADAP KINERJA KARYAWAN.


PENDAHULUAN.
Perubahan teknologi produksi, system perdagangan internasional , dan gaya hidup konsumen pada kenyataannya meningkatkan risiko dengan implikasi yangluas pada kesehatan konsumen. Dalam menghadapi dan mengatasi ini diperlukan pengawasan obat dan makanan yang ekstra ketat. Indonesia harus memiliki Sistim Pengawasan Obat dan Makanan (sisPOM) yang efektif danefisien yangmampu mendeteksi, mencegah, dan mengawasi produk – produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumennya baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu diperlukan system pengawasan yang komprehensif.
¾     Kinerja (Job Performance)
Menurut Amstrong dan Baron yang dikutip oleh Wibowo (2010:7) “Kinerja merupakan hasil pekerjaan  yang  mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi”. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerja tersebut.
Menurut Chuck Williams (2008:280-282), analisis kerja adalah proses sistematis yang terarah, untuk mengumpulkan informasi mengenai aspek yang berkaitan dengan kerja yang penting. Biasanya analisis kerja megumpulkan 4 macam informasi, yaitu:
1)      Kegiatan kerja, misalnya apa yang dilakukan dan bagaimana, kapan, dan mengapa mereka melakukannya.
2)      Perkakas dan peralatan yang dipakai untuk bekerja.
3)      Konteks dalam mana pekerjaan dilakukan, misalnya kondisi kerja yang sebenarnya atau jadwalnya.
4)      Persyaratan kompetisi karyawan yang dibutuhkan, yaitu pengetahuannya, keterampilannya, dan abilitas yang diperlukan untuk dapat mengerjakan dengan baik.
¾     Perilaku Kepemimpinan (Leadership Styles and Behaviors)
Menurut  Williams (2008:347), kepemimpinan dan manajemen dalam suatu organisasi berhubungan erat, tetapi keduanya adalah konsep yang berlainan. Seorang dapat menjadi manajer yang baik, tetapi bukan pemimpin yang baik atau sebaliknya. Kepemimpinan dibutuhkan untuk melakukan hal-hal yang benar, menciptakan perubahan, memikirkan visi, misi, tujuan jangka panjang, memberi inspirasi dan motivasi untuk pencapain tujuan.
¾     Kemempuan Kognitif (Cognitive Ability)
Menurut Chuck Williams (2008:287), kemampuan kognitif dapat diukur dan untuk itu ada test untuk menguji seberapakah kemampuan karyawan atau calon karyawan.
¾     Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Kepuasan kerja adalah kondisi emosi yang menyenangkan individu terhadap pekerjaannya atau pengalaman kerjanya, yang diindikasikan oleh keadaan emosi terhadap gaji, terhadap promosi jabatan, terhadap supervisi, terhadap rekan kerja, dan terhadap pekerjaan itu sendiri.
PEMBAHASAN.
-      Perilaku kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja.
-      Kemampuan kognitif tidak berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja.
-      Perilaku kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.
-      Kemampuan kognitif berpengaruh langsung posotif terhadap kinerja.
-      Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja.
PENUTUP.
KESIMPULAN.
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian disimpulkan bahwa :
1)              Perilaku kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja.
2)              Perilaku kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.
3)              Kemampuan kognitif berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.
SARAN
1)              Perilaku kepemimpinan dalam pemilihan karyawan sebagai calon pimpinan, serta pemilihan para pimpinan, dilakukan yang lebih ketat, dan obyektif, melalui prosedur perekrutan /pemilihan yang telah disepakati dan ditentukan.
2)              Kemampuan kognitif. Rekrutmen karyawan dan pemilihan para pimpinan yang lebih ketat dan obyektif.
3)              Kepuasan kerja. Prosedur kerja sesuai dengan job description serta uraian kerja yang telah dibakukan agar dijalankan secara konsiste.

4)              Kinerja. Kenerja yang merupakan focus dari penelitian in, hanya dipengarui oleh perilaku kepemimpinan dan kemampuan kognitif