Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Nostalgia

NOSTALGIA
Oleh : @elrosyadi296
Hanya sebuah tulisan yang mencoba untuk membuktikan bahwa menulis bisa menjadi pengawet ide yang pernah ada dalam otak manusia.
“Hari itu hanya di bagi menjadi 3 : kemarin, sekarang, dan esok.”
Atau dapat dikatakan dengan kata-kata lain: sejarah, aksi, dan rencana, misalnya seperti itu [paham, nggak?]. Ada sebuah pertanyaan yang muncul begitu saja dalam pikiranku, apa bedanya masa lalu dan sejarah ? bukankah itu sama, sama-sama terjadi pada masa yang sudah berlalu ?, sejarah identik dengan peristiwa yang berimbas pada orang banyak dan masa lalu identik dengan peristiwa pribadi, itu pendapatku, kalo kamu ?
Lalu penyebutan istilah pemutaran ulang peristiwa masa lalu dan sejarah pun berbeda, nostalgia untuk masa lalu dan napak tilas untuk sejarah, pendapatmu berbeda, silahkan. Tapi aku bukan akan membahas sejarah, karena aku bukan guru sejarah.
Nostalgia, pernah dengar ?, [pertanyaan bodoh, yang akan dijawab tidak oleh orang yang memang belum tau]. Nostalgia atau bisa di sebut flash back, tapi tidak secara fisik, gampangannya mengingat kembali/merasakan kembali/untuk para siswa disebut ulangan.
Ya, kita layaknya makhluk yang diciptakan dengan anugrah otak, yang mampu menyimpan ingatan, maka kita pun akan mampu mengingatnya, dengan gambar misalnya. Bernostalgia terkadang dilakukan untuk mengingat masa-masa indah atau berkesan, kamu misalnya [siapa ?. entah, -,-]. Sebenarnya ada syarat saat kita bernostalgia, jangan sampai terlalu masuk ke dalam genjutsu masa lalu [udah di bilangin kalo nulis, gunakan bahasa yang orang lain paham. Jangan gunakan bahasa sepihak, payah lo..0_0.., oke oke aku jelasin ah,( genjustu adalah sebuah aliran jutsu [jurus] dalam dunia sinhobi [ninja] yang menyerang pada bagian dunia bawah sadar manusia. Ato kalo bahasa anak mudanya BaPer, nah kayaknya semua orang paham kata itu]. Jadi syarat saat bernostalgia adalah jangan terlalu BaPer, karena nostalgia bukan jutsu untuk mengatasi nasi yang sudah jadi bubur.
Intinya kita boleh bernostalgia dengan niat [innamal a’malu bin niat] :
Bersyukur [kamu pikir sendiri apa yang harus kamu syukurin, otak kamu masih sehat, misalnya]
Mengambil ibrah masa lalu [pelajaran yang dapat dipetik maksudnya]
Mengevaluasi diri
Mungkin itu sekilas tulisan yan dapat terketik.
Wallohu a’lamu bishshowab.