Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Berbohong



Berbohong.
Oleh : @elrosyadi296

Sebuah serpihan kisah, dari sejuta kisah dalam hidupku, saat ku masih hidup.
Di suatu sore nan cerah, di taman kota.
“ini Rob, buat kamu” dia mengukurkan tangan bersamaan dengan kertas agak tebal beralutkan plastik.
Aku masih terdiam, kaku. Aku masih menatapnya, wanita yang duduk di sebelahku, sudah ku kenal sejak lama. Dia sekarang sudah menjadi sarjana jurusan keperawatan. Memakai kerudung merah, berkacamata, dengan senyumnya yang khas, yang selalu membuatku ikut tersenyum.
“Rob...?” dia mengulang panggilannya.
“eh, iya. Apa ini..?” jawab ku dengan terbata-bata. Ku amati baik-baik kertas itu, ada gambar wanita bergaun dan juga pria berjas. Ku sobek plastinya danj ku buka, di dalamnya tertulis sebuah nama “Najwa binti Bpk Abdul Hakim dg Anas bin Bpk Ngaeni” lengkap dengan tanggalnya, 25 Mei.
Aku sedikit terkejut, sekejap pun aku terdiam. Suasana aneh mulai menelusuk hatiku. Ku pikir ini adalah sore nan cerah tanpa kilat, tapi mengapa hatiku terasa tersambar petir dan remuk.
“datang ya, Rob... plis” dia memelas kepadaku dengan senyum dan matanya yang bening, yang selalu membuatku tak mampu untuk mengatakan “tidak” kepadanya.
Aku masih terdiam, beku.
“Rob..Roby?”
“oh, i...i..iya. Aku pasti datang”, ku paksakan mulut ini untuk senyum, palsu.
“harus datang ya..., kamu kan teman terbaikku. Awas kalo kamu nggak datang”, dia mengancamku dan pergi.
“iya, Insya Allah”, jawab ku lirih.
Ku tatap langkah dia pergi, perlahan dan menghilang di balik belokan jalan. Ku tangkap senyum bahagia dari wajahnya. Aku pun mencoba tersenyum. Sesak.
Teman....?
Jadi.....hanya...?