Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Cerita pendek (banget)

Cerita pendek (banget)
Oleh : @elrosyadi296

Prolog : entah mengapa gue suka nyorat-nyoret kertas pas gue bosen ngawasin anak2 lagi tes. Lo Tanya aja ama anak2 yang gue awasin. Dan dari pada ague nyorat nyoret nggak jelas. Gue kadang buat cerita pendek (banget).

Bangun kesiangan, Hakim.

Hakim mengucek matanya, dan melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
“astaghfirulloh, udah jam 4, gue belom saur juga…” hakim yang baru bangun tidur langsung terkejurt melihat sudah jam 4 pagi.
Tanpa pikir panjang dia langsung ambil piring, 1 cepon nasi dan lauknya. Baru saja beberapa lahapan, si  Satibi dating, dengan mengagetkan.
“ woi, masih enak aja Lo makan”
Hakim yang lagi mengunyah makanan nlangsung tersedaak, dan mau ambil air buat minum, namun naas, airnya di tipuk sama Satibi dan tumpah.
“eii, Lo gila ya, Lo pengin gue mati tersedak nasi..” Hakim jengkel
“eits, bukan gitu bro,. Lo liat jam donk, udah jam 5 pagi Lo masih makan dengan enaknya. Ni liat” Satibi memperlihatkan jamnya.
Hakim pun Cuma mlongo menahan haus…
-tamat-

Jurus Kentut, Arul.

Waktu sahur adalah waktu buat isi tenaga untuk puasa seharian. Tapi kalo nggak hati2 alias makanan apa aja masuk, bisa menyebabkan mules bin mencret. Arul, misalnya, makan tak melihat perutnya yang sudah over load, masih makan dan dia nggak tau kalo udah kebanyakan makan saos.
Pagi hari, waktunya tes matematika. Baru saja waktu berjalan 10 menitan, badan Arul udah mandi keringat menahan pusing dan mules. Adit yang duduk disebelahnya merasa risih dengan kondisi Arul yang penuh keringat.
“kenapa sih Lo rul..?”
“gue mules, Dit”
“ya udah sono, ke WC”
“iya deh, gue udah nggak tahan”
Arul pun meminta izin ke WC, 1 kali, 2 kali. Untuk ketiga kalinya ia memilih bertahan di tempat duduk. Namun naas, perut Arul nggak mau di ajak kompromi, dan tak tertahankan, wal hasil.
“mmmproooottt”
Adit yang duduk disebelahnya, sontak kaget.
“iih, ngapain sih Lo Rul, buang saos pecel basi disini”
Satu kelaspun langsung tutup hidung sambil cekikikan.


Anton dan danau toba

Hari ini adalah tes PKN, tes pun berjalan. Baru berjalan 5 menitan, mata Anton udah keyip-keyip kya bohlam 5 watt-an, dan akhirnya, gelap.
…..
“cemen Lo, masa berenang di laut aja, nggak berani Lo” ledek Zuhri pada Anton.
“bukannya gue nggak berani, Cuma gue takut kelelep” sanggah Anton.
“yee, same aje bego”
Zuhri yang mersa belom puas ngeledek Anton, ia pun mengambil sandal milik Anton, dengan tujuan Anton mau mengejarnya. Rencananya pun dijalankan, Antojn pun mengejar Zuhri, baru beberpa langkah berlari, Anton tersiram ombak.
“aaaaaa…………”
……..
Gubraaaakkkk..!
Semua anak fokus pada Anton, Aris yang bnerada tepat di belakangnya, pun nyeletuk,
“ngapain Lo Ton, di kolong meja”
Anton tidak menjawab apa2, ia masih di sibukkan buat ngumpulin nyawa. Zuhri yang duduk tepat disampingnya, ikutan nyeletuk
“Ton, Lo ngerjain soal seni budaya ya, kok pake bikin danau segala..”
..sontak satu kelas cekikikan.


Thamrin, permen asem

Tes di hari terakhir kadang membuatu lesu, di tambah jam terakhir. Keadaan itu, menginisiatifkan Dedi buat ngemot permen. Ngeliat temennya ngemot permen sendiri, Doni yang di sebelahnya, merasa iri.
“bagi2 napa, permennya, Ded ?!”
“nih” jawab Dedi singkat sambil mendorokan tangannya.
Doni pun memerima apa yang Dedi sodorkan.
“eh, sialan Lo. Lo pikir gue pemulung apa..?, Cuma dikasih bungkusnya doing.” Doni kesal.
Dia pun hanya menggeletakkan bungkus permennya didepannya. Tertuliskan merek permen itu “thamrin-permen asem”.
Pak pengawaspun masuk, semua anak terdiam. Pak pengawas pun melihat ada bangku yang kosong.
“siapa yang sedang keluar..?” Tanya pak pengawas.
“Husni Thamrin, pak!” jawab anak2 kompak.
“keluar kemana dia ?” Tanya pak pengawas lagi.
Mendengar pertanyaan itu, Doni menjawab
“husni tidak keluar pak”
“terus kemana ?”
“dimakan Dedi Pak, ini bungkusnya” jawab Doni sambil menyodorkan bungkus permen bermerk Thamrin.