Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

MAKALAH KE-NU-an ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA DAN FILOSIFI LAMBANG NAHDHATUL ULAMA


MAKALAH KE-NU-an
ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA
                                                                          DAN       
FILOSIFI LAMBANG NAHDHATUL ULAMA

KELOMPOK 6:
1.      INDAH KUMALASARI
2.      NANANG SETIAWAN



IAINU KEBUMEN
Tahun Akademik 2017/2018




BAB I
PENDAHULUAN
·         PENGERTIAN NAHDLATUL ULAMA
NAHDLATUL ULAMA adalah merupakan jamiyah yang didirikan di Kertopaten, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 16 Rajab 1344 H. Bertepatan pada tanggal 31 Januari 1926 M. Pertemuan itu dihadiri oleh ulama se-Jawa dan se-Madura dan diprakasai oleh K.H. Abdul Wahab Hasbunallah yang sekaligus sebagai tuan rumah.
























BAB  II
PEMBAHASAN
·         STRUKTUR KEPENGURUSAN NAHDLATUL ULAMA (NU)
Struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama ada 3 yaitu struktur organisasi Lajnah, Banom, dan Lembaga.
1.      Struktur organisasi Nahdlatul Ulama
a.       PBNU ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ) beralamat di Jl. Kramat Raya 164 Jakarta
b.      PWNU ( Pengurus Nahdlatul Ulama )
untuk tingkat provinsi, Jawa Tengah beralamat di Jl. Dokter cipto 180 Semarang
c.       PCNU ( Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama )
Pengurus ini untuk tingkat Kabupaten/Kota dan PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama ) untuk berkedudukan di luas negeri
d.      MWC NU ( Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama )
Pengurus ini untuk tingkat kecamatan
e.       Ranting
Untuk kelurahan Nahdlatul Ulama
2.      Struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama

ü  Mustasyar ( Penasehat )
Mustasyar adalah lembaga penasehat Nahdlatul Ulama terdiri dari beberapa orang kiai sepuh yang diberi kewenangan untuk member masukan, nasehat-nasehat kepada pengurus bila diperlukan.

ü  Syuriah
Syuriah adalah pemimpin tertinggi dalam jamiah Nahdlatul Ulama yang terdiri dari ulama pilihan yang bertugas sebagai  Pembina, Pengendali, Pengawas, dan Penentu dalam kebijakan Nahdlatul Ulama.


Struktur kepengurusan ditingkat pengurus besar:
1.      Rais Aam
2.      Wakil Rais Aam
3.      Beberapa Rais Aam
4.      Khatib Aam
5.      A’wam

Para Rais Syuriah dari masa kemasa:
1.      Hadratus Syariah K.H. M. Hasyim asy’ari (1926-1947)
2.      K.H. A. Wahab Hasbullah (1947-1971)
3.      K.H. Bisri Syamsuri (1947-1981)
4.      K.H. Ali Maksum (1982-1984)
5.      K.H. Ahmad Siddiq (1984-1991)
6.      K.H. Ilyas Ruhiyat / PJS Rois ‘Aam (1992-1994)
7.      K.H. Ilyas Ruhiyat (1994-1999)
8.      K.H. M.A. Sahal Mahfudz (1999-sekarang)
















Susunan pengurus PBNU yang tahun 1926
Syuriah
Rois akbar                   : K.H. Hasyim asy’ari  (Jombang)
Wakil Rois Akbar       : K.H. Dahlan Ahyat ( Kebondalem, Surabaya )
Khotib Awal               : K.H. Abdul Wahab Hasbullah ( Jombang )
Khotib Tsani               : K.H. Abdul khalim ( Cirebon )
A’wan                         : K.H. Mas Alwi Abdul Aziz ( Surabaya )
                                      K.H. Ridwan Abdullah ( Surabaya )
                                      K.H. Said ( Surabaya )
                                      K.H. Bisri Syansuri ( Jombang )
                                      K.H. Abdullah Ubaid ( Surabaya )
                                      K.H. Nahrowi ( Malang )
                                      K.H. Amin ( Surabaya )
                                      K.H. Masykuri ( Lesem )
                                      K.H. Nahrawi ( Surabaya )
Mustasyar                    : K.H. R. Asnawi ( Kudus )
                                      K.H. Ridwan ( Semarang )
                                    : K.H. Masnawi ( Sidogiri, Pasuruan )
                                      K.H. Doro Muntoha ( Bangkalan )
                                     Syaikh Ahmad Ghonaim al-Misri ( Mesir )
                                     K.H. R. Hambali ( Kudus )











ü  Tanfidziah
Tanfidziah adalah pelaksana kebijakan suriyah.
Struktur kepengurusan tanfidziyah ditingkat pengurus besar adalah:
1.      Ketua Umum
2.      Beberapa Ketua
3.      Sekretaris Jendral
4.      Beberapa Wakil Sekretaris jendral
5.      Bendahara
6.      Beberapa Wakil Bendahara
Para ketua umum tanfidziyah dari masa kemasa:
1.      H. Hasan Dipo (1926-1929)
2.      K.H. Achmad  Nor (1929-1944)
3.      K.H. Mahfudz Siddiq (1937-1944)
4.      K.H. Nahrowi Tohir (1944-1951)
5.      K.H. A. Wahid Hasyim (1952-1953)
6.      K.H. M. Dahlan (1953-1956)
7.      DR. K.H. Idam Kholid (1956-1984)
8.      K.H. Abdurrohman Wahid (1984-1999)
9.      K.H. A. Hasyim muzadi (1999-Sekarang)
10.  K.H. Said Aqil Aradj ( Sekarang )
3.      Struktur organisasi Lajnan, Banom dan Lembaga
a.       PP (Pemimpin Pusat )
Untuk tingkat pusat. Puncak pemimpin berada di Ibu Kota Negara (Jakarta).
b.      PW ( Pemimpin Wilayah )
Untuk tingkat provinsi.
c.       PC ( Pemimpin Cabang )
Untuk tingkat Kabupaten / kota madya.
d.      MWC ( Pimpinan Anak Cabang )
Untuk tingkat kecamatan.




e.       PR ( Pimpinan Ranting )
Untuk tingkat kelurahan / Desa dan Komisariat untuk kepengurusan disuatu tempat tertentu.
·         Banom
Banom adalah perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu, beranggotakan perorangan.
Nahdlatul Ulama mempunyai anggota 10 banom:
1.      Jamiah ahli Thoriqoh al Muktabaroh An-Nahdliyah, yang bertugas melaksanakan kebijakan pada pengikut thoriqot yang muktabar di lingkungan Nahdlatul Ulama, serta membina dan mengembangkan seni Hadrah.
2.      Jamiah Qurra Wal Huffadz ( JQH ), bertugas melaksanakan kebijakan pada kelompok Qori/Qoriah dan hafidzah.
3.      Muslimat, melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan Nahdlatul Ulama
4.      Fatayat, melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan Nahdlatul Ulama usia maksimal 45 tahun.
5.      Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor), melaksanakan kebijakan pada anggota pemuda Nahdlatul Ulama. GP Anshor menaungi Banser (Barisan Anshor Serbaguna) yang menjadi salah satu unit bidang garapannya.
6.      Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), melaksanakan kebijakan pelajar dan santri laki-laki. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade Pembangunan) semacam satgas khusus.
7.      Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU), melaksanakan kebijakan pada pelajar santri perempuan.
8.      Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), melaksanakan kebijakan pada kelompok sarjana dan kaum intelektual.
9.      Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), melaksanakan kebijakan pada bidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagaan.
10.  Ikatan Pencak Silat Nahdhatul Ulama Pagar Nusa, melaksanakan kebijakan pada pengembangan seni bela diri.
·         Lembaga
Lembaga perangkat depertemen organiasasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, berkaitan dengan suatu bidang tertentu.
Nahdlatul Ulama mempunyai 14 lembaga, yaitu:
1.      Lembaga Dakwah (LDNU), melaksanakan kebijakan dibidang dakwah agama islam yang menganut faham ahlusunnah waljamaah.
2.      Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan dan pengajaran formal.
3.      Robithoh Ma’ahid al Islamiyah (RMI), melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan pondok.
4.      Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan perekonomian.
5.      Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU), melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan pertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan.
6.      Lembaga Keslamatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), melaksanakan kebijakan dibidang kesejah teraan keluarga, sosial, dan kependudukan.
7.      Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Laspesdam), melaksanakan kebijakan dibidang pengkajian dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
8.      Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul ulama (LPBHNU), melaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum.
9.      Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan seni budaya.
10.  Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), bertugas menghimpun, mengelola, dan mentasharufkan zakat, infak, dan sedekah.
11.  Lembaga Pertahanan dan Wakaf Nahdlatul Ulama (LPWNU), mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.
12.  Lembaga Bahtsul masail (LBM), membahas dan memecahkan masalah-masalah yang memerlukan kepastian hukum.
13.  Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI), melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan dan pemberdayaan masjid.
14.  Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama(LPKNU), melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan.



BAB II
·         FILOSIFI LAMBANG NAHDHATUL ULAMA

Lambang
Dalam anggaran dasar NU, pasal 4. Disebutkan “Lambang Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia yang dilingkari tali sampul, dikitari oleh 9 (sembilan), 5 (lima) bintang terletak melingkar diatas garis katulistiwa, yang terbesar diantaranya terletak ditengah atas, sedang 4 (empat) bintangnya terletak melingkar dibawah katulistiwa, dengan tulisan “NAHDLATUL ULAMA” dalam tulisan arab yang melintang disebelah kanan bola dunia kesebelah kiri, semua terlukis dengan warna putih diatas dasar hijau.

a.      Gambar bola dunia
Melambangkan tempat hidup, tempat berjuang, dan beramal didunia ini serta melambangkan pula bahwa asal kejadian manusia itu dari tanah dan akan kembali ke tanah.
b.      Gambar peta pada bola dunia merupakan peta Indonesia
Melambangkan bahwa NU dilahirkan di Indonesia dan berjuang untuk kejayaan Negara Republik Indonesia.
c.       Tali yang tersimpul
Melambangkan persatuan yang kokoh.
Dua ikatan dibawahnya merupakan lambang hubungan antar sesama manusia dengan tuhan.
Jumlah untaian tali sebanyak 99 buah melambangkan Asmaul Husna.




d.      9 yang terdiri dari 5 bintang diatas garis katulistiwa dengan sebuah bintang yang paling besar terletak diatas

Melambangkan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat manusia dan Rosulullah.
4 buah bintang lainnya melambangkan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Assidiq, Umar Bin Khattab, dan Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abu Thalib

4 buah bintang digaris katulistiwa melambangkan empat madzab yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali
Jumlah bintang sembilan melambangkan sembilan wali penyebar agama islam dipulau Jawa.
e.       Tulisan Arab “Nahdlatul Ulama”
Menunjukan nama dari organisasi yang berarti kebangkitan ulama. Tulisan Arab ini dituliskan dengan tulisan NU dengan huruf latin sebagai singkatan Nahdlatul Ulama.
f.       Warna hijau dan putih
Warna hijau melambangkan kesuburan dan warna putih melambangkan kesucian.











DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muchit Muzadi, K.H, NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran, Surabaya: Khalista, 2006
Abdurrahman, A Imam Jalaludin bin Abi Bakri As-Suyuti, Al-Jamius Shaghir, Darul Qalam, 1996
Abdurrah, Al-Juzairy, Kitab Fiqih ’ala Muzaibul Arba’ah, Mesir: Al-Maktabah Attijayah Al-Kubra, 1969
http:// www.tugas63.com




















Post a Comment for "MAKALAH KE-NU-an ORGANISASI NAHDLATUL ULAMA DAN FILOSIFI LAMBANG NAHDHATUL ULAMA"