Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Hamka dan Kisah Penulisan Tafsir Al-Azhar

Tafsir ini ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yang merupakan singkatan namanya). Beliau lahir disebuah desa bernama Tanah Sirah, dalam Nagari Sungai Batang, di tepi Danu Maninjau, pada 13 Muharram 1362 H, bertepatan dengan 16 Februari 1908 M. Ayahnya, Syekh Abdul Karim bin Amrullah adalah seorang pengukir. Latar sosial tersebut yang mempunyai hasarat besar pula agar anaknya kelak mengikuti jejak dan langkah yang telah diambilnya sebagai orang ulama’. Hamka mengisahkan itu dalam autobiografinya, tatkala ia dilahirkan, ayahnya Syekh Abdul Karim bin Amrullah berguma, “Sepuluh tahun”. Dan ketika beliau ditanya apa makna sepuluh tahun itu, beliau menjawab: “sepuluh tahun dia kan dikirim belajar ke Makkah, supaya kelak dia menjadi alim seperti aku pula, seperti neneknya dan seperti nenek-neneknya yang dulu”.

Keulamaan, predikat yang telah diwarisi Hamka secara geologis, membawa ia memasuki alam bawah sadarnya, sehingga keulamaan ini pulalah yang dipilih oleh Hamka sebagai kawasan untuk menampilkan dirinya dalam berbagai ragam aktivitas, yakni sebagai sastrawan, budayawan, ilmuwan Islam, Muballligh, pendidik, bahkan menjadi politisi. Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati. Ayahnya Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang dikenal sebagai Haji Rasul, juga merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906. Pendidikan formalnya hanya sampai SD, tetapi banyak belajar sendiri (otodidak), terutama dalam bidang agama. Keahliannya dalam Islam diakui dunia internasional sehingga kemudian mendapat gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar (1955) dan dari Universiti Kebangsaan Malaysia (1976).

Tahun 1924 mulai merantau ke tanah Jawa untuk belajar antara lain kepada HOS Cokroaminoto, lalu aktif dalam organissi Muhammadiyah. Tahun 1927 berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Kemudian menetap di Medan di mana ia aktif sebagai ulama dan bekerja sebagai redaktur majalah Pedoman Masyarakat dan Pedoman Islam (1938-1941). Pada waktu itu ia mulai banyak menulis roman, sehingga timbul heboh karena ada pihak yang tidak setuju kiai mengarang roman. Di antara roman yang ditulisnya adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938),Merantau ke Deli (1940), Di Dalam Lembah Kehidupan (1940; kumpulan cerita pendek), Ayahku (1949; merupakan riwayat hidup dan kisah perjuangan ayahnya).

Di zaman Pendidikan formalnya hanya sampai SD, tetapi banyak belajar sendiri (otodidak), terutama dalam bidang agama. Keahliannya dalam Islam diakui dunia internasional sehingga kemudian mendapat gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar (1955) dan dari Universiti Kebangsaan Malaysia (1976). Tahun 1924 mulai merantau ke tanah Jawa untuk belajar antara lain kepada HOS Cokroaminoto, lalu aktif dalam organissi Muhammadiyah. Tahun 1927 berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Kemudian menetap di Medan di mana ia aktif sebagai ulama dan bekerja sebagai redaktur majalah Pedoman Masyarakat dan Pedoman Islam (1938-1941). Pada waktu itu ia mulai banyak menulis roman, sehingga timbul heboh karena ada pihak yang tidak setuju kiai mengarang roman. Di antara roman yang ditulisnya adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938),Merantau ke Deli (1940), Di Dalam Lembah Kehidupan (1940; kumpulan cerita pendek), Ayahku (1949; merupakan riwayat hidup dan kisah perjuangan ayahnya).

Di zaman Orde Lama pernah meringkuk dalam tahanan beberapa tahun. Dalam kesempatan itulah ia menyelesaikan Tafsir Al-Azhar-nya. Hamka banyak sekali menulis buku tentang Islam, seluruhnya ratusa judul. Beliau adalah imam masjid Al-Azhar Kebayoran. Pernah memimpin majalah Panji Masyarakat yang terbit sejak 1959. Sementara itu sejak tanggal 21 Mei 1981 Hamka meletakkan jabatannya selaku ketua

Adapun karya-karya Hamka antara lain:

  1. Di Bawah Lindungan Ka’bah 6. Adab Minangkabau dan Agama Islam (1928)
  2. Si Sabariyah (1928) 7. Kepentingan Tabligh (1928)
  3. Agama dan Perempuan (1928) 8. Ayat-ayat Mi’raj (1928)
  4. Merantau ke Deli (1928) 9. Tasawwuf Modern
  5. Ringkasan Tarikh Umat Islam (1928) 10. Falsafah Hidup
  6. Pembela Islam:Tarich Sayyidina Abu Bakar (1928)
  7. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (1932)
  8. Tuan Direktur
  9. Kenang-kenangan Hidup (1979)
  10. Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sematera (1982)
  11. Tafsir al-Azhar (1984)

Post a Comment for "Hamka dan Kisah Penulisan Tafsir Al-Azhar"