Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Surat-surat Mistik Dalam al-Qur’an

Mengenai pembahaan ini, Jeffrey menamainya dengan The Mystic Letters Of The Koran. Yang dimaksud oleh Jeffrey dengan surat-surat mistik adalah huruf-huruf al-Muqatta’ah dalam Al-Qur’an. Seperti alfi lam ra’, alif lam mim, alif lam mim ra’, alif lam mim sad, ha’ mim, ha’ mim ‘ain sin qaf, sad, ta sin, ta sin mim, ta ha, qaf, kaf ha ya 'ain sad, nun, ya sin.

Arthur Jeffrey sebenarnya hanya bersifat mendeskripsikan dalam menjelaskan artikel ini, karena ia tidak memilki pendapat yang signifikan dalam artikel ini, namun ia hanya mengutip beberapa pendapat mufassir muslim dan non muslim. Secara tidak langsung penulis memahami, bahwa Jeffrey ingin mengatakan bahwa jenis-jenis surat di atas adalah mistik karena memang pada hakikatnya tidak memilki makna. Sehingga Rasul sendiri yang menjadi wasilah dan penyampai risalah sekalipun tidak mampu menerangkannya.

Asumsi yang dibangun oleh Jeffrey dalam argumen ini salah satunya adalah karena kebanyakan sarjana Muslim ketika bertemu dengan surat ini, selalu berkata ‘Hanya Allah yang tahu’. Ternyata hal ini sebenarnya telah berlanjut sejak zaman Rasul. Sehingga ketika ada ilmuan dan mufassir Muslim yang mencoba menafsirkannya, maka ada dua kubu yang saling bertentangan. Yaitu, yang meyakini bahwa surat tersebut bisa ditafsirkan, dan yang meyakini bahwa surat tersebut tidak bisa ditafsirkan.

Di antara ulama muslim yang mencoba menafsirkannya adalah al-Suyuti yang menyatakan bahwa “Qaf” adalah pegunungan yang mengelilingi bumi atau lautan yang merupakan singgasana Tuhan. Sedangkan alif lam mim ra’ adalah numerik simbol, yaitu angka 271. Contoh lainnya yang ada dalam al-Suyuti, yang dalam karyanya al-Itqan, berdasar pada Ibn ‘Abbas Kaf Ha Ya’ ’ain Sad mengindikasikan tanda-tanda Allah, Karim, Hadi, Hakim, ‘Alim, Sadiq. Alif Lam Mim Sad adalah Ana al-Lah al-rahmanu al-Samad.

Secara praktis, seluruh metode interpretasi muslim bersikeras bahwa surat-surat di atas adalah bagian dari originalitas al-Qur’an yang telah diwahyukan pada Muhammad, yang secara umum berdasar pada klaim bahwa kata-kata itu adalah sebagai tanda.

Sementara menurut Jeffrey yang paling benar adalah, usaha yang dilakukan oleh Noldeke dalam karyanya yang berjudul Geschichte des Qorans (1860). Dalam hal ini, baik Noldeke dan Arthur meyatakan bahwa huruf al-Muqatta’ah dalam al-Qur’an tersebut adalah, karena kebeingungannya Zaid bin Tsabit ketika diperintahkan untuk menulis dan atau menyalin kembali al-Qur’an pada saat itu. Kebingungan Zaid yang disebabkan oleh banyaknya sumber bacaan dan manuskrip saat itu, akhirnya memaksa Zaid bin Tsabit untuk memberikan inisial bagi setiap sumber bacaan dan manuskrip. Sehingga Alif Lam Mim Ra’ adalah inisial al-Mugira, Ta Ha adalah inisial Talhah dan sebagainya. Namun pada artikel Noldeke menyatakan bahwa itu semua adalah kesepakatan Nabi beserta para sahabat ketika itu. Selain pendapat Noldeke, Jeffrey juga mengutip pendapat O. Loth yang menyatakan bahwa surat-surat yang di awali dengan huruf al-muqatta’ah adalah dipengaruhi oleh Yahudi, karena seluruh surat ini diturunkan di Madinah.

Hartwig Hirschfeld dalam tulisannya New Researches into the Composition and Exegesis of the Koran, ia menegaskan bahwa gagasan surat-surat itu kembali ke Muhamad secara pribadi. Singkatnya bahwa surat-surat tersebut erat kaitannya dengan hubungan Nabi dengan para sahabat-sahabatnya yang berperan dalam penulisan risalahnya. Oleh sebab itu, menurut Hartwig Hirschfeld mengatakan bahwa setiap surat yang diawali dengan ALadalah berasal dari huruf alif dan lam yang biasa disandarkan pada kata Arab. Dengan demikian makna surat-surat tersebut adalah sebagai berikut: Mim adalah Al-Mugirah, Sad adalah hafsah, Ra’ adalah Al-Zubair, Kaf adalah Abu Bakr, Ha’ adalah Abu Hurairah, Nun adalah Utsman, Ta adalah Talhah, Sin adalah Sa’ad bin Abi Waqqas, Ha adalah Hudzaifah, ‘Ain adalah ‘Umar atau 'Ali, atau ibn 'Abbas, atau 'Aisyah, dan Qaf adalah Qasim bin Rabi'ah.

Demikian beberapa deskriptif yang dilakukan oleh Jeffrey terhadap pemikiran mufassir dan beberapa tokoh orientalis terhadap huruf al-Muqatta’ah dalam al-Qur’an. Singkatnya, penulis menangkap bahwa tujuan Jeffrey menunjukkan pemikiran tersebut, untuk menunjukkan ternyata al-Qur’an yang dianggap suci memiliki hal-hal yang bersifat mitos. Terbukti dengan adanya ayat-ayat yang Rasul sendiri tidak tahu apa artinya. Atau sebenarnya ada kesengajaan dari Nabi membuat ayat tersebut dengan istilah ‘kong kali kong’ antara Nabi dengan para sahabat.

Mengenai pembahasan ini, penulis melihat, sebenarnya Jeffrey belum memiliki pendapat yang jelas secara pribadi. Namun demikian, beberapa pendapat yang dikutip oleh Jeffrey akan penulis tanggapi secara ringkas.

Jika benar apa yang dikatakan oleh Noldeke, dan Hartwig Hirschfeld bahwa surat-surat tersebut adalah inisial atau kesepakatan Rasul dengan para sahabat. Bagaimana dengan sahabat-sahabat lain, karena bagi penulis, sahabat yang berperan penting dalam kehidupan Rasul ternyata tidak tercover dalam surat-surat tersebut. Misalnya saja, Zaid bin Tsabit yang bertindak sebagai penulis wahyu, Zaid bin Haritsah yang rela menyediakan badannya untuk dilempari penduduk Tha’if ketika memasuki daerah mereka. Hamzah bin ‘Abd al-Mutallib yang melindungi Nabi ketika Rasul menerima siksaan di Makkah.

Jika O. Loth berkata bahwa surat-surat tersebut dipengaruhi oleh Yahudi, karena diturunkan di Madinah. Ternyata Ta ha, Ya sin, Sad, Qaf adalah surat makkiyah bukan madaniyah, dengan sendirinya argumen ini sudah terpatahkan dan tidak bisa dipertahankan.


Sumber :
  1. Arthur Jeffrey. “The Mystic Letters Of The Koran”, Lihat dalam http://www.answering-islam.org/Books/Jeffery/mystic_letters.htm. Atau bisa dilihat juga dalam The Muslim World, volume 13, tahun 1924, hlm. 247-260.
  2. Arthur Jeffrey. “The Mystic Letters Of The Koran”, Lihat dalam http://www.answering-islam.org/Books/Jeffery/mystic_letters.htm.
  3. Dikutip dari dalam Khalid ‘Abd al-Rahman al-‘Akk. Safwah al-Bayan li Ma’an al-Qur’an al-Karim. (Makkah: Dar al-Basya’ir, 1994) diakses dari http://arifnoah.blogspot.com/2012/04/pemikiran-arthur-jeffrey-tentang-al.html

Post a Comment for "Surat-surat Mistik Dalam al-Qur’an"