Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Paradoks

Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya. Gaya ini digunakan antara lain, sewaktu Ibrahim berdoa sebagaimana terekam dalam QS. Ibrahim [14]: 37 berikut ini:

رَبَّناَاِنِّيْ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ, رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ فَاجْعَلْ اَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرَتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki berupa buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.

Dalam ayat ini, dipertentangkan antara lembah yang tidak ada tanaman dengan keinginan akan buah-buahan. Dengan kata lain, Ibrahim menginginkan buah-buahan, padahal tanaman pun tidak tumbuh. Oleh karena itu, keinginan Ibrahim itu tampak bertentangan dengan fakta yang ada.

Gaya bahasa ini digunakan untuk memperlihatkan keprihatinan agar mendapatkan anugerah dan pertolongan dari Allah. Pada saat sekarang, do’a Ibrahim tersebut nyata-nyata telah dikabulkan Allah. Meskipun Makkah merupakan tanah yang gersang, di sana tersedia berbagai macam buah-buahan.


Sumber :
  1. Syihabuddin Qalyubi, Stilistika al-Qur’an (Makna di Balik Kisah Ibrahim), LkiS Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, hlm. 131.

Post a Comment for "Paradoks"