Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Sebab-Sebab Adanya Mubham

Mubham dalam Al-Quran, diseabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. اَلْاِسْتِغْنَاءُ بِبَيَانِهِ فِيْ مَوْضِعٍ أۤخَرَ

Sudah dijelaskan pada ayat lain, Contoh, QS. Al-Fatihah, ayat 7 :

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ) ٧

Artinya : “(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Dalam ayat tersebut, yang menjadi mubham adalah “siapakah orang-orang yang diberi nikmat?”, kemudian ayat tersebut, sudah dijelaskan oleh Alah SWT, dalam QS. An-Nisa ayat 69 :

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا )٦٩

Artinya : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Jadi, yang termasuk orang-orang yang diberi nikmat adalah Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.


2. أَنْ يَتَعَيَّنَ لِاسْتِهَارِهِ

Sudah jelas, karena popularitas/terkenalnya. Maksudnya ayat mubhamnya disebabkan karena sudah terkenalnya suatu hal, sehingga tidak perlu penjelasan kembali. Contoh, QS. Al Baqarah, ayat 35 :

وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ) ٣٥

Aritnya : “Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”

Lafadz وَزَوۡجُكَ tidak diucapkan dengan lafadz حواء, karena Nabi Adam AS tidak punya istri selain dia, dan orang-orang pun sudah tahu, istri dari Nabi Adam AS, yaitu Hawa.

Contoh lain, QS. Al-Baqarah, ayat 258 :

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ) ... ٢٥٨

Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) ...”

Orang yang dimaksud adalah Raja Namrud.

3. قَصْدُ السَّتْرِ عَلَيْهِ ، لِيَكُوْنُ أَبْلَغَ فِي اسْتَعْطَافِهِ

Bertujuan menutupinya, supaya lebih kuat dalam mengasihinya. Maksudnya adalah suatu ayat hanya memaparkan sedikit informasi, yang sebenarnya bertujuan untuk menyembunyikan hal yang buruk, tanpa menspesifikasikan nama. QS. Al-Baqarah, ayat 204 :

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ) ٢٠٤

Artinya : “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.”

Orang yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Akhnas ibn Syuraiq yang pada awalnya sangat membenci Islam, tetapi kemudian ia memeluk agama yang dibawa oleh Muhammad. Bahkan ia mampu menjadi muslim yang shaleh.

4. أَلَّا يَكُوْنُ فِيْ تَعْيِيْنِهِ كَبِيْرُ فَائِدَةٍ

Tidak ditemukan manfaat yang besar ketika dijelaskan secara spesifik. Contoh QS. Al-A’raf, ayat 163 :

وَسۡ‍َٔلۡهُمۡ عَنِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِي كَانَتۡ حَاضِرَةَ ٱلۡبَحۡرِ إِذۡ يَعۡدُونَ فِي ٱلسَّبۡتِ .... )١٦٣

Artinya : “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, ...”

Yang dimaksud adalah negeri Thabariyah.

5. اَلتَّنْبِيْهُ عَلَى الْعُمُوْمِ ، وَأَنَّهُ غَيْرَ خَاصٍ ، بِخِلَافِ مَا لَوْ عُيِّنَ

Sebagai pengingat bagi orang umum, dan tidak ditujukan secara khusus kepada seseorang. Contoh, QS. An-Nisa`, ayat 100 :

...وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ ... )١٠٠

Artinya : “... Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah, ...”

Artinya siapapun yang pergi bertujuan kebaikan (karena Alloh SWT), akan mendapatkan pahala.

6. تَعْظِيْمُهُ بِالْوَصْفِ الْكَامِلِ دُوْنَ الْاِسْمِ

Untuk mengagungkan seseorang dengan menggunakan sifat yang sempurna, tanpa menyebutkan nama. Contoh, QS. Az-Zumar, ayat 33 :

وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ... )٣٣

Artinya : “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, ...”

Yang dimaksud ayat diatas, yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW, yang kedua adalah Abu Bakr Ash-Shidiq, yang mana disebutkan sifat dari keduanya yaitu “ٱلصِّدۡقِ”

7. تَحْقِيْرُهُ بِالْوَصْفِ النَّاقِصِ

Untuk merendahkan, dengan menggunakan sifat yang merendahkan. Contoh, QS AL-Kautsar, Ayat 3 :

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ )٣

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”

Yang dimamksud adalah Al ‘Ashi bin Wa`il.




[1] Imam Jalaludin As Suyuthi, Al Itqon Fii ‘lumil Qur’an, Resalah Publisher : Lebanon, 2008, hal 698.


[2] Jalaludin As Suyuthi, Al Itqon Fii ‘lumil Qur’an, Resalah Publisher : Lebanon, 2008, hal 698.




[3] Al Imam Badruddin bin ‘Abdulloh Az Zarkasyi, Al Burhan Fii ‘Ulumil Qur’an, Maktabah Daarut Turats, hal. 159

Post a Comment for "Sebab-Sebab Adanya Mubham"