Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

MAKALAH HERMENEUTIKA AL QURAN Aliran-Aliran Barat Hermeneutika


 (maaf karena formatnya berantakan)
MAKALAH
HERMENEUTIKA AL QURAN
Aliran-Aliran Barat Hermeneutika
Untuk memenuhi salah satutugas
Mata kuliah Hermeneutika Al Quran
Dosen pembimbing : Muzzayin M. Hum
                                                                                      

Disusun oleh :
MONIKA RUSTIANA PUTRI (1631038)
                                                                                                                                    



FakultasUshuludin (IQT / VI)
Institut Agama Islam NahdlatulUlamaKebumen
2019/2020


KATA PENGANTAR





Puji syukur kehadirat Alloh SWT  yang telah memberikan saya kemudahan sehinggasayadapatmenyelesaikanmakalahinidengantepatwaktu ,dan tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidakakansanggupuntukmenyelesaikanmakalahinidenganbaik. ShalawatsertasalamsemogaterlimpahcurahkankepadabagindatercintakitayaituNabiagung Muhammad SAW yang kitanantinantikansyafaatnya di akhiratnanti.

SayaselakupenulismengucapkanbanyakbersyukurkepadaAlloh SWT ataslimpahannikmat-Nya ,baikituberupafisikmaupunakalpikiransehinggasayamampuuntukmenyelesaikanpembuatanmakalahpadamatakuliahHermeneutika Al Quran denganjudulAliranAliranHermeneutika Barat.

Sayatentumenyadaribahwamakalahinimasihjauhdari kata sempurnadanmasihbanyakterdapatkesalahandalampenulisansertabanyakkekurangandidalamnya.Untukitu, sayasangatmengharapkritikdan saran yang membangungunamemperbaikimakalahsayaini, supayanantinyamakalahinidapatlebihbaiklagi, danapabilabanyaksekalikesalahanpadamakalahsayainisayamohonmaaf yang sebesarbesarnya.

Demikianjugasayamengucapkanbanyakterimakasihkepadasemua orang ataupadasemuapihak yang telahmembantusayamenyelesaikanmakalahsayaini, khususnyakepadabapakdosenpembimbingbapakMuzzayinM.Humkarnabeliausayamengetahuistudibarudanmembukacakrawalasayaterhadapsatumatakuliahini.

Demikiansemogamakalahinidapatbermanfaat ,WallohulMuwafiqilaaqwamitoriq

WassalamualaikumWr.Wb



Penulis, Kebumen 23 Maret 2019



Monika Rustiana Putri











BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Interpretasi adalah kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia terlebih dalam memahami setiap apa yang berkaitan erat dengan keberlangsungan hidupnya. Manusia adalah satu satunya makhluk yang bisa andil dalam kegiatan interpretasi, bagian yang paling penting yang menjadi syarat dihasilkannya interpretasi adalah akal pikiran yang hanya dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang tercipta dengan bentuk yang paling sempurna.

Dalam perkembangannya Hermenutika memiliki beberapa aliran yang berdiri berdasarkan keyakinan kuatnya. Aliran Aliran tersebut diusung oleh tokoh tokoh yang mencurahkan konsentrasi pikirannya dalam dunia hermenutika, sebut saja beliau Emilio Betti dengan aliran Objektivnya, Schleiermacher yang terkenal dengan hermenutika romantisnya yang juga satu rumpun dengan dengan aliran objektiv juga Gadamer yang kuat mempertahankan Subjektivitasnya.

Dari aliran aliran yang ada dan telah berkontribusi banyak dalam kehidupan manusia sejak awal mula munculnya hingga saat ini perlu dikaji dan ditelaah lebih dalam agar proses pemahaman yang diinginkan tercapai. Bagaimanapun proses memahami ini bukanlah kegiatan yang mudah namun tidak juga sulit, hanya saja butuh ketelitian dan keseriusan sehingga perlu dipelajari oleh mahasiswa yang concern dibidangnya atau bagi siapapun yang membutuhkannya.





B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal mula sejarah Hermenutika ?

2. Bagaimana pengertian aliran subjektif ?

3. Bagaimana pengertian aliran Objektif ?











BAB II

PEMBAHASAN



A. Sejarah Hermeneutika

Hermeneutka adalah salah satu metode penafsiran yang telah muncul sejak masa klasik, yakni pada masa yunani kuno untuk memahami mitos menjadi pusat perhatian dalam sebuah tatanan kehidupan. Kemudian lambat laut hermeneutika digunakan untuk menafsirkan teks teks bibel. Teks bibel diinterpretasikan guna memudahkan umat umat kristiani untuk memahami ajaran yang tertulis dalam kitab sucinya. Pada masa modern hermeneutika lahir dalam bentuknya yang baru dengan menganalisir peran hermeneutika tidak hanya teks teks tertulis seperti bibel tetapi juga menyangkut semua bagian dalam hidup manusia yang dibutuhkan pemahaman didalamnya, Misalnya seperti, ekspresi seseorang, benda yang diciptakan atau bahkan diamnya seseorang pun bisa menjadi teks yang bisa didekati dengan metode hermeneutika. [1]

Schleiermacher dikenal sebagai bapak hermeneutika modern dengan menggagas hermeneutika romantisnya. Dalam hermeneutika nya ia selalu melihat aspek psikologis dan gramatikal dari sebuah teks.[2] Sejak awal munculnya hermeneutika selalu bergantung pada disiplin ilmu lainnya, ia tidak bisa berdiri sendiri. Hermeneutika selalu berkaitan erat dengan dialektika dan retorika. Kemudian, Scheilermacher berusaha menjadikannya sebagai disiplin ilmu yang mandiri walaupun pada akhirnya ia mengakui bahwa menjadikannya sebagai disiplin ilmu yang mandiri walaupun pada akhirnya ia mengakui bahwa menjadikan hermeneutika sebagai sebuah displin ilmu bukanlah perkara gampang melihat dialektika, retorika dan hermeneutika adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan.

Seni berpikir hermeneutika dan seni berkata dialektika adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kegiatan berpikir membutuhkan perkataan untuk mengungkapkan maksudnya sedangkan kegiatan berkata kata tidak mungkin terjadi tanpa diawali dengan kegiatan berpikir. [3]

B. Varian Hermeneutika Barat

Interpretasi adalah kegiatan yang pasti ada dalam kehidupan dan tidak lepas dalam kehidupan dan tidak lepas dari peran manusia sebagai subjek.Manusia adalah Satu satunya makhluk yang mumpuni dalam terlaksananya kegiatan ini berdsarkan akal pikiran dan rasionalitas yang dimiikinya. Manusia dapat berpikir secara sistematis sehingga bisa melahirkan sebuah pemikiran ilmiah yang bisa diverifikasi dan divalidasi keabsahannya.

Interpretasi bukanlah sebuah fenomena yang serius apabila si pengarang masih bisa ditemui dan dimintai penjelasan tentang karangan yang dibuatnya. Ini kemudian menjadi fenomena serius tatkala pengarang sudah mati dan tidak lah bisa dimintai penjelsan terkait maksud dari teks yang ditukis maupun dilahirkannya itu, sedangkan teks yang telah ada haruslah terus memiliki daya guna agar keberadaannya tidak vakum, memberikan manfaat dan menjadikan solusi permasalahan umat.

Pada prinsipnya, hermeneutika berkaitan dengan bahasa. Karena, setiap kegiatan manusia yang berhubungan denganberfikir, berbicara, menulis dan menginterpretasikan selalu berkaitan dengan bahasa sebagai penyalur aspirasi. Realitas yang masuk dalam perbincangan manusia selalu berupa realitas yang terbahasakan, sebab manusia manusia memahami dengan bahasa. [4]

Dalam memahami hermeneutika sebagai sebuah metode interpretasi teks menjadikan terbentuknya dua aliran yang berbeda. Perbedaan ini muncul karena hermeneutika tidak menetapkan dirinya sebagai suatu metode dengan aturan pasti, sehingga setiap kepala memiliki pandangannya masing masing untuk mengungkap ekspresi yang terkandung dalam diri teks . Hermeneutika dalam perkembangannya mengalami beberapa fase dimana setiap orang yang berkecimpung didunia hermeneutik memiliki pemahaman dan pandangannya masing masing perihal metode dan syarat syarat harus dipenuhi dalam proses interpretasi, Aliran aliran tersebut berbeda antara satu dengan lainnya berdasarkan kredibilitas pemahan yang ingin dicapai.

Perbedaan-perbedaan dalam hermeneutika adalah hal yang niscaya, melihat hermeneutika bukanlah sesuatu yang baku. Varian varian yang ada diperkenalkan oleh orang orang dengan pengalam hidup yang masing masing berbeda. Perbedaan lain yang menjadi sebab lahirnya perbedaan tersebut merupakan faktor lingkungan tempat ia menuntut ilmu ataupun lingkungan tempat ia bersosialisai dalam kesehariannya sehingga memahami hermeneutika perlu kiranya memahami lebih dulu hal hal dibalik argumen yang dikuatkan oleh seorang tokoh. Karena bagaimanapun sebuah pemikiran yang lahir pasti berkaitan erat dengan fenomena sosial yang ada disekitarnya juga psikilogi seseorang yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan begitupun dengan diri tokoh tokoh beserta argumennya yang tidak lepas dari interpretasi hermeneutika.

Fazlur Rahman memberikan istilah polarisasi tersebut dengan aliran subjektiv dan aliran objektiv. [5]Representasi polarisasi kedua tradisi tersebut adalah polemik antara Elimilio Betti dan H.G Gadamer. Betti tampil dengan tradisi objektivitas sedangkan Gadamer pada tradisi subjektivitas. Betti bertujuan meletakkan teori umum tentang bagaimana objektivitas, pengalaman manusia dapat ditafsirkan, sedangkan Gadamer mengarahkan pemikirannya pada pertanyaan pertanyaan yang lebih filosofis tentang hakikat memahami itu sendiri. [6]





1. Aliran Objektiv

Aliran Objektiv adalah aliran yang meng eleminasi kesubjektivan penafsir dalam memahami teks. Aliran Objektiv memahami bahwa untuk menginterpretasi sebuah teks, seorang harus masuk dalam dunia pengarang dimana teks itu lahir. Maksud pengarang harus benar benar ditemukan dalam diri teks terdapat ruh yang ditiupkan langsung oleh pengarang, dan satu satu nya cara yang bisa ditempuh adalah dengan memposisikan diri dan merasakan apa yang dirasakan pengarang langsung ketika melahirkan teks tersebut.

Keobjektivan dalam hermeneutika memiliki syarat syarat khusus yang harus dipenuhi diantaranya, psikologi pengarang, historis dan gramatikal . Psikologi pengarang dianggap bagian yang penting untuk diketahui guna menemukan maksud pengarang. Historitas pun demikian memiliki peranan penting dalam proses interpretasi objektiv untuk kembali mengulang dan merasakan sebagaimana yang dirasakan pengarang. Gramatikal menjadi penting dalam proses interpretasi teks melihat bahasa yang digunakan setiap orang tentunya berbeda antara satu dengan lainnya.[7] Kendatipun bahasa yang digunakan sama namun ada maksud yang berbeda yang dituangkan dalam sebuah teks. [8]

Tokoh tokoh yang berada dibawah aliran objektiv diantaranya :

a. Emilio Betti

b. Friedrich Ernst Daniel Sheleiermacher

c. Wilhelm Dilthey



2. Aliran subjektiv

Aliran Subjektiv adalah aliran yang tentu berbeda dengan aliran yang sebelumnya telah dijelaskan diatas . Aliran subjektiv lebih mementingkan aspek teks itu sendiri dan penafsir teks, tidak ada kaitannya langsung dengan pengarang mengingat pengarang adalah seorang yang hidup didunia sejarah yang tidak memungkinkan seseorang kembali pada dunia tersebut.[9] Sejarah adalah sesuatu yang unik dan tidak bisa diulang secara persis, Dari sinilah kemudian aliran ini lair dan meyakini bahwa teks bisa dipahami secara luas tidak membatasinya dengan maksud yang diingkan pengarang karena memahami dunia pengarang adalah sesuatu yang mustahil dilakukan.[10]

Menurut aliran ini teks yang ada di publikasikan sudah tidak lagi berkaitan dengan pengarang. Ia bersifat mandiri dan bebas untuk dipahami berdasarkan historitas dan psikologi penafsir, teks bersifat terbuka dan pengarangnya sudah wafat sehingga siapapun boleh menfsirkannya. Fokus penafsirannya hanya pada teks dan penafsiran saja.

Tokoh tokoh yang bernaung dibawah aliran ini adalah sebagai berikut :

a. Martin Heidegger

b. Hans Goerg Gadamer

c. Jacques Derida

Dari beberapa literatur yang saya baca dan dari penjelas pak dosen waktu itu sampaikan bahwasannya saya menyetujui apa yang digagas oleh Gadamer dkk tentang tradisi subjektivitas dalam interpretasi teks yang dilahirkan oleh manusia dan tidak bisa lagi dimintai keterangan tentang teks yang telah ditulisnya. Objektivitas sendiri sebagaimana telah digagas oleh Emilio Betti dkk, bykanlah sesuatu yang mudah bahkan tidak mungkin melihat perbedaan dunia penafsir dan pengarang yang cukup signifikan.

Historis adalah kejadian unik yang hanya terjadi satu kali dalam kehidupan manusia dan tidak mungkin bisa diulang. Dari sinilah kemudian saya memahami dan meyakini bahwa penafsir tidak mungkin bisa benar benar masuk dalam dunia historitas pengarang secara persis, Begitu pula dengan memahami psikilogi pengarang yang dipengaruhi fenomena sosial yang terjadi ketika itu. Setiap manusia berbeda bahkan yang kembar identikpun tidak menemukan kesamaan secara pasti. Alloh menciptakan manusia secara unikdengan perbedaan yang menjadi aspek keunikannya dalam setiap manusia. Secara umum manusia memiliki akal pikiran namun isi daripada akal pikiran tersebut jelaslah berbeda dan tidak akan ditemukan kesamaan didalamnya.

Stagnasi dalam memahami teks yang ditulis manusia bukanlah jalan yang tepat mengingat waktu terus berjalan dan permasalahan manusia pun terus berkembang menemui titik kompleksnya. Teks yang telah dilahirkan harus digunakan menurut peranannya, memberikan solusi dan tetap eksis dalam kehidupan sosial masyarakat. Entitas sebuah teks diakui dan diperhitungkan berdasarkan nilai guna yang dikontribusikannya. Dengan demikian, Inter pretasi subjektiv lebih memungkinkan untuk di aplikasikan dalam kehidupan manusia modern, Fleksibilitas teks dalam ranah positiv tidak lantas mengurangi hakikat dan makna yang sebenarnya yang diinginkan oleh pengarang.















BAB III

PENUTUP



A. Kesimpulan

Hermeneutika telah lahir dan digunakan sebagai metode penafsiran pada masa yunani kuno, yaitu untuk menafsirkan mitos mitos yang hidup dimasyarakat. Selanjutnya hermeneutika berkembang dan digunakan untuk menerjemahkan teks teks bibel. Jadi, tidak tepat jika dikatakan bahwa hermeneutika adalah metode interpretasi kitab suci, karena pada aspek historitasnya tidaklah demikian. Kemudian perkembangan hermeneutika terus berlanjut hingga teks yang bisa diinterpretasikan tidak hanya statis pada teks dalam bibel melainkan teks yang dimaksud bersifat umum.

Karena terus berkembang maka sampailah hermeneutika pada dua alira yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Aliran yang pertama muncul dinamakan aliran objektiv, aliran ini lebih menekankan pada penafsiran teks dan pengarangnya. penafsiran yang inin memahami maksud yang terkandung dalam teks haruslah merasakan langsung sehingga penyampain makna tepat.

Aliran berikutnya yaitu aliran subjektiv, Aliran ini lebih memfokuskan pada interpretasi makna pada teks, dan penafsir serta historis penafsir , teks tidak lagi berkaitan dengan pengarang karna teks yang telah dilahirkan sifatnya mandiri pengarang sudah wafat dan bebas untuk ditafsirkan untuk memproduksi makna makna yang baru guna terus berlanjut dan bermanfaatnya teks tersebut bagi kehidupan manusia dengan permasalahan permasalahan yang semakin kompleks.

Sekian dari saya , sangat jelas sekali banyak kurang nya karna kurang pemahamannya terhadap materi yang dibawakan, maka dari itu saya mengharap sekali kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalh saya ini.











DAFTAR PUSTAKA

                Mulyono, Edi dkk, Belajar hermeneutika, IRCiSoD:Jogjakarta, cet II 2013
                Hermeneutika Transcendental:Dari Konfigurasi Filosofis Menuju Praksis Islamic Studies,                 Ircisod:Jogjakarta,2003
                Palmer, Richard E. Hermeneutika:Teori Baru Mengenai Interpretasi, Pustaka,      Pelajar:Yogyakarta,cet II 2008
                Raharjo,Mudjia, Dasar Dasar Hermeneutika:Antara Intensionalisme Dan                 Gandamerian.Ar.Ruz,Media:Jogjakarta,2008.
                Ricouer,Paul, Teori interpretasi, IRCiSoD:Jogjakarta, cet III 2012.






               


[1]Mudjia Raharjo, Dasar-dasar Hermeneutika : Antara Intensionalisme Dan Gadamerian, (Ar-Ruz Media:Jogjakarta 2008), 54.
[2]Richard E Palmer, Hermeneutika:Teori Baru Mengenai Interpretasi,(Pustaka Pelajar:Yogyakarta,cet II 2005)100.
[3]Ibid,53,
[4]Edi Mulyono dkk, Belajar Hermeneutika, (IRCisoD:Jogjakarta,cet II 2013), 25
[5]Fazlur Rahman dalam Edi Mulyono dkk, Belajar Hermeneutika,(IRCisoD:Jogjakarta,cet II 2013),25
[6]Edi Mulyono dkk, Belajar Hermeneutika,(IRCisoD:Jogjakarta,cet II 2013).
[7]Paul Ricouer,Teori Interpretasi(IRCiSoD:Jogjakarta,cet III 2012),tujuhbelas.
[8]Hermeneutika Transcendental:Dari konfigurasi Filosofis Menuju Praksis Islamic Studies (Ircisod:Yogyakarta,2003),135-136.
[9]Edi Mulyono dkk, Belajar Hermeneutika,(IRCiSoD:Jogjakarta,cet II 2013), Tujuh.
[10]Palmer dalam Edi Mulyono dkk, Belajar Hermeneutika, (IRCiSoD:Jogjakarta,cet II 2013),25.

Post a Comment for "MAKALAH HERMENEUTIKA AL QURAN Aliran-Aliran Barat Hermeneutika"