Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Pencipta Kalimat Billahi Taufiq Wal Hidayah dan Wallohul Muwafiq Ika Aqwamith Thoriq


Oleh : @elrosyadi296

Assalamu'alaikum wr wb

Siapa yang tidak pernah mendengar ceramah atau tausiyah dari ulama atau habib ? Saya yakin, kalian semua pernah mendengar. Tapi pernahkah kalian mengamati kalimat penutup pada setiap ceramah.

Ya, pada akhir ceramah ada 2 kalimat yang sering diucapkan oleh para ulama untuk menutup isi ceramah mereka. Yaitu :

1. billahi taufiq wal hidayah
2. wallohul muwafiq ila aqwamith thoriq

Namun, tahukah kalian siapa pencetus atau yang membuat kalimat tersebut hingga viral dan digunakan oleh umat islam di Indonesia khususnya?

Pencetus sekaligus pencipta kedua kaimat tersebut adalah K.H. Ahmad Abdul Hamid. Beliau lahir pada tahun 1915. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kota Kendal. Beliau juga merupakan Imam masjid Besar Kendal, serta beliau pun juga dijuluki "Bapak Kabupaten Kendal" karena  peran dan ketokohan beliau.

Pada mulanya, kalimat "billahi taufiq wal hidayah" diciptakan oleh beliau untuk pertama kalinya. Dengan tujuan sebagai ciri khas orang NU untuk mengakhiri ceramah, pidato, dan surat menyurat. 
Kalimat tersebut diucapkan beliau, pada saat beliau di Magelang. Kemudian diikuti oleh para ulama NU dan warga Nahdliyin. Akan tetapi, kalimat tersebut ditirukan oleh berbagai kalangan umat islam (bukan hanya warga Nahdliyin). Sehingga, ciri khas warga Nahdliyin pun akhirnya hilang.

Karena alasan hilangnya ciri khas warga Nahdliyin itu, maka K.H Ahmad Abdul Hamid menciptakan kalimat baru, yaitu : "wallohul muwafiq ila aqwamith thoriq". Sehingga sejak saat itu warga Nahdliyin menggunakan kalimat tersebut sebagai kalimat penutup ceramah, pidato, dan surat menyurat.

Biografi singkat K.H Ahmad Abdul Hamid

Seperti yang telah disebutkan, beliau lahir pada tahu 1915. Beliau merupakan putra dari K.H abdul Hamid. Tahun beliau lahir merupakan tahun dimana Indonesia sedang marak bermunculan organisasi pergerakan, seperti SDI (Serikat Dagang Islam), dan Muhammadiyah.

Kiprah beliau dalam NU, dimulai dari tingkat cabang hingga PBNU. Banyak jabatan dalam NU yang pernah baliau emban, seperti Rais Syuriyah PCNU Kab. Kendal, Wakil Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Khatib saat itu adalah K.H. Sahal Mahfudz), dan terakhir beliau mengemban jabatan sebagai Mutasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah.

Selain mengemban jabatan dalam organisasi NU, beliau juga merupakan kontributor dan distributor majalah berita NO (Nahdlatoel Oelama, NU ejaan lama). Baliau pun merupakan Kyai yang produktif menulis dan juga menerjemahkan kitab-kitab. Salah satu tulisannya yang cukup fenomenal adalah terjemahan dari kitab Al-Qanun Al-Asari Hadlratusy Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari ke dalam bahasa Indonesia, yang beliau beri judul "Ihyau Amalil Fudlala' Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li Jam'iyati Nahdlatil Ulama`". Beliau menerjemahkan kitab milik Hadlratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari, atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU, Prof. K.H. Sifudin Zuhri. Penerjemahan tersebut sebenarnya telah dimulai oleh K.H. Mahfudz Sidiq, tetapi belum selesai, dan akhirnya dilanjutkan oleh K.H. Ahmad Abdul Hamid. Beliau wafat pada 14 Februari 1998 yang bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.

Post a Comment for "Pencipta Kalimat Billahi Taufiq Wal Hidayah dan Wallohul Muwafiq Ika Aqwamith Thoriq"