Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Kisah Nyata : Firasat Sang Kyai


Assalamu’alaikum waromatullohi ta’ala wabarokatuh

Kali ini gue akan berbagi kisah nyata yang gue alami sendiri, serius. 

Hari ini kamis, 13 februari 2020.

Gue adalah orang yang termasuk kedalam golongan orang-orang yang percaya bahwa para ulama, para kyai, para habaib merupakan orang-orang pilihan dari jutaan manusia dibumi yang dekat dengan Rabb Semesta Alam.

Sehingga mereka memiliki tingkat keilmuan yang berbeda dengan manusia pada umumnya (berbeda maqom). Dimana mereka bisa mengetahui sesuatu yang akan terjadi. Orang jawa mengatakan “weruh sadurunge winarah” yang berarti tahu sebelum terjadi. Atau orang pada umumnya menyebutnya firasat.

Hari ini gue berencana buat ngajuin judul skripsi gue ke kampus. Gue pun menstarter motor dan “nggreng”. Dan sebelum melaju, Pak Kyai, beliau Pak K.H Ali Mu’in Amnur (kalian bisa cari di blog ini mengenai pondok gue) berpesan “Luth, ojo ngebut-ngebut”. 

Awalnya sih, gue nggak begitu ngeh. Gue tetap melaju dengan biasanya. Tapi sebelum gue berangkat ke kampus, gue pergi dulu ke tempat temen gue. Selama dalam perjalanan ke tempat temen gue, pikiran gue pun tiba-tiba terfokus dan teringat pesan pak Kyai. “Luth, ojo ngebut-ngebut”.
Sesampainya di tempat temen gue, eh, temen gue yang gue samperin malah gak mau diajak berangkat bareng. Dianya masih sibuk.

Yah, akhirnya gue pun berangkat ke kampus sendirian. Dalam perjalanan ke kampus, pikiran gue mulai tidak terfokuskan dengan pesan pak Kyai.

Setelah hampir dekat dengan kampus, tepatnya di depan POLRES. Gue berada dibelakang mobil box. Dari kejauhan gue udah melaju dengan lambat karena sambil memperhatikan lampu lalu lintas. Setelah melihat lampu lalu lintas menyala hijau, serta juga jarak dengan lampu lalu lintas sudah hampir dekat. Gue pun menarik gas sedikit keras.

Namun, naas bukannya bisa melewati lampu lalu lintas, malahan gue menubruk mobil box yang ada di depan gue, karena mengerem secara mendadak. Dan jarak gue dengan mobil box yang begitu dekat ditambah gue juga baru saja menancap gas, maka gue nggak bisa menghindarinya. Gue pun banting stang ke arah kanan. Alhamdulillah yang terbentur hanya lampu sein sebelah kanan. Akan tetapi karena tebeng-tebeng motor sudah termasuk tua, akhirnya banyak juga yang pecah.

Setelah kejadian itu, gue pun baru ingat kembali pesan pak Kyai.

“wah, ini pasti pak Kyai sudah tahu kalo gue mau nyungsep”, batin gue.
Ya, karena kalo biasanya saat gue pergi, Pak Kyai nggak pesan apa-apa.

Demikian cerita yang bisa saya bagikan, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi ta’ala wabarokatuh