Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Latar Belakang Penulisan Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim

Pada tahun 1922, Syaikh Thanthawi telah berhenti mengajar dan memasuki masa pensiun. Namun semangat yang masih begitu tinggi menggerakannya untuk menulis tafsirnya yang berjudul al-Jawahir. Beliau mulai mengerjakannya dari tahun 1922, dan berakhir pada tahun 1935, yakni kurang lebih selama tiga belas tahun. Jadilah sebuah kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim tapi sebelumnya, tafsir ini merupakan kumpulan artikel yang dimuat di beberapa media dengan nama kolom al-Taj al-Murassha’ bi Jawahir Al-Qur’an wa al-Ulum (mahkota dengan untaian mutiara Al-Qur’an dan pengetahuan).

Thanthawi mashur karena kegigihannya dalam gerakan perubahan membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap penguasaan ilmu pengetehuan. Oleh karena itu, beliau dijuluki “Mufassir Ilmu” lantara ilmu yang dikuasainya sangat luas dan mendalam.

Dalam Muqaddimah kitab tafsirnya, dijelaskan bahwa sejak dahulu beliau sering menyaksikan keajaiban alam, mengagumi dan merindukan keindahannya baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi, revolusi matahari, perjalanan bulan, bintang yang bersinar, awan yang bergerak, kilat yang menyambar seperti listrik yang membakar, barang tambang yang elok, tumbuhan yang merambat, burung yang beterbangan, binatang buas yang berjalan, binatang ternak yang digiring, hewan-hewan yang berlarian, mutiara yang berkilauan, ombak laut yang menggulung, sinar yang menembus udara, malam yang gelap, matahari yang bersinar, dan lain sebagainya.

Selanjutnya ia mengatakan: “Ketika aku berfikir tentang keadaan umat islam dan pendidikan-pendidikan agama, maka aku menuliskan surat kepada para pemikir dan sebagian ulama-ulama besar tentang makna-makna alam yang sering ditinggalkan dan tentang jalan keluarnya yang masih sering dilalaikan dan dilupakan. Sebab sedikit sekali diantara para ulama yang memikirkan tentang kejadian alam dan keajaiban-keajaiban yang melingkupinya”.

Itulah yang mendorong Thanthawi al-Jauhari menyusun pembahasan-pembahasan yang dapat mengkompromikan pemikiran islam dengan kemajuan sosial ilmu alam. Selanjutnya Thanthawi menyatakan bahwa: “...didalam karangan-karangan tersebut aku memasukkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan keajaiban-keajaiban alam semesta, dan aku menjadikan wahyu ilahiyah itu sesuai dengan keajaiban-keajaiban penciptaan, hukum alam, munculnya bumi disebabkan cahaya Tuhan-Nya. Maka aku meminta petunjuk (tawajjuh) kepada Tuhan yang Maha Agung agar memberikan taufik dan hidayah-Nyasehingga aku dapat menafsirkan Al-Qur’an dan menjadikan segala disiplin ilmu sebagai bagian dari penafsiran serta penyempurnaan wahyu Al-Qur’an”.

Referensi Tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim

Adapun referensi yang digunakan dalam Tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim, di antaranya:

  1. مفاتيح الغيب لفخر الدين الرازي
  2. انوار التنزيل للبيضاوي
  3. غريب القران للنيسابوري
  4. الاتفاق للسيوطي
  5. الكشاف للزمخشري

Sumber :
  1. Thanthawi Jauhari, Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an, (Kairo: Mathba’ah al-Bab al-Halabi, thn), juz 1, h. 2

Post a Comment for "Latar Belakang Penulisan Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim"