Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Pemikiran M.M Azzami dalam mengkritik orientalis

Dalam melakukan kajian terhadap dunia timur kajian para orientalis cenderung dianggap subyektif , yaitu tidak terlepas dari fanatik agama atau fanatik rasial. Sehingga emosional dan latar belakang sanat menentukan kajian yang telah dilakukan, baik itu dalam bentuk penelitrian sastra ataupun sejarah.Oleh karena itu pembahasan pembahsan mereka penuh kekeliruan dan bahkan kebohongan kebohongan yang disengaja.Penelitian tersebut telah lama dilakukan oleh kaum orientalis.Termasuk dalam penelitian mereka, mereka telah menjadikan sebuah agenda yang bertujuan untuk meragukan keabsahan atau otentitas al quran sebagai wahyu alloh jadi, kita sebagai pembacanya harus lebih berhati hati.

Bahkan banyak persolan persoalan bahasa dan kesusasteraan serta sejarah yang disalahgunakan dari kebenaran, sebagaimana dalam pembahasan Ensyclopedia of islam. Kesalahan kesalahan mereka lebih menonjol lagi, terutama dalam hal hal yang berhubungan dengan soal soal keagamaan murni.Sebuah peneliatian itu juga sebuah usaha dalam menyingkap makna. Namun, jika penyingkapan makna dari realitas itu berbeda dengan realitas itu sendiri atau tidak objektif , maka itu tidak dibenarkan dan ini yang kebnyakan dilkukan oleh peneliti oleh kaum orientalis. Sebagaimana yang bias kita lihat dlam beberapa contoh kajian orientalis yang diliputi kecenderungan subyektifitas emosional yang tinggi ketika menkaji islam. Diantaranya perkataan Yoseph murid Goldziher yang menandskan bahwa syariat islam itu tidak berbeda dengan tradisi jahiliah , ini jelas tuduhan batil yang telah mempenharuhi penulis lain.

Diantara kebohongan dan kesesatan Schacht adalah anggapan bahwa pemikiran bangsa yunani lebih utama dan lebih maju dari opemikiran islam. juga pertanyaan orientalis yang bernama sadrasky yang mengtakan bahwa cerita atau sejrah dan berita yang dikemukakan dalam alquran atau kitab tafsir itu mengacu pada karya karya yahuni, taurat, dan injil. Juga beberapa Ensiklopedia dan kamus kamus yang dibuat para orientalis yang mana hasil karya mereka diliputi subyektifitas berupa jiwa yang enuh dengan dendam terhadap islam, seperti dairat al ma’rif al islamiyah, atau al munjid fi al lughah wa al ulum wa al adab atau al mausut al arabiyah al musyasarah. Melihat hal demikian M.M Azzami mempunyai pemikiran yang berbeda bila dibandingkan dengan oara tokoh lain sewaktu belajar dipusat orientalis atau Negara non muslim .Fokus kajiannya cenderung pada kajian bidang hadist dan ilmu hadist.Azzami juga merupakan peneliti yang ikt andil dalam perdebtan kajian hadist dibarat bersama oara orientalis. Ciri khusus dari para spesialis azzami adalah mengkritik pandangan mereka terhadap kajian islam, khususnya hadis nabi SAW.

Dalam melakukan kritik test azzami menbandingkan atara teks dalam bentuk tulisan penelitian, hasil tulisan karya sastra seni lukis atau dalam bentuk percakapan. lalu dihubungkan bagaimana teks itu mempunyai sikap keterkaitan terhadap para orientalis. Dalam penelitiannya azzami lebih memfokuskan pada kritik hasil studi penelitian orientalisme, Azzami melakukan kritik terhdap keraguan keontetikan alquran ataupun hadist hadist yang shohih. Metode yang ditempuh oleh azzami dengan melakukan pendetailan historis proses dikumppulkammya al quran dan hadist serta menjawab berbagai kebertan yang dilakukan oleh para orientalis. Selain itu Azzami menyatakan bahwa referensi yang diambil athur dari ulama tidak diambil secara utuh tetatpi dipilah pilah mana yang mendukung pertanyaannya.Azzami mencoba melkukan kritik balik dengan membandingkan pertanyaan kaum orientalis tersebut ketika dihadapkan dengan teks kitab sucinya.

Pendapat Azzami mengenai sunnah menurutnya kata sunnah memang bersal dari bahasa arab yang telah dipakai sejak dari pra islam kata tersebut diartikan secara bahasa sebagai tata cara perilaku hidup syariah dan jalan hidup. Selain itu azzami juga mengomentari pendapat goldziher dan Schacht yang mengatakan bahwa sanad yang digunakan untuk hadist itu tidaklah benar, melainkan rekayasa umat islam untuk menyebarkan ajaran islam kemudian disandarkan kepada nabi SAW dan semua itu banyak yang palsu dan semua ini pendapat goldziher dan Schacht sudah sangat terlalu keras dan tajam. Adapun tanggapan azzami ia mengatakan bahwa dulu pengajaran yang dilakukan itu tidak terpaku pada tulis menulis melainkan kebanyakan menggunakan hafalan.

Post a Comment for "Pemikiran M.M Azzami dalam mengkritik orientalis"