Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

MAKALAH ‘ULUMUL QUR’AN TENTANG MUBHAM FII AL-QUR’AN

MAKALAH ‘ULUMUL QUR’AN
TENTANG MUBHAM FII AL-QUR’AN



Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas individu pada semester III
Dosen Pembimbing :
Nihayatun Husna, M.Si

Disusun Oleh :
Luthfi Rosyadi NIM : 1631037


ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR / III
FAKULTAS USHULUDDIN, DAKWAH, DAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
2017/2018




DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. 2
KATA PENGANTAR.. 3
BAB I PENDAHULUAN.. 4

A. Latar Belakang. 4
B. Rumusan Masalah. 4
C. Tujuan makalah. 4

BAB II PEMBAHASAN.. 5

A. Pengertian. 5
B. Sebab-Sebab Adanya Mubham.. 5
C. Klasifikasi Mubham.. 9
D. Sumber Mubham.. 11


BAB III PENUTUP. 14

Kesimpulan. 14

DAFTAR PUSTAKA.. 15



KATA PENGANTAR


بِسْمِ الله ِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, rabbul ‘alamin. Dzat yang memiliki sifat dzal jalali wal ikram, yang mana telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada sang pembawa kedamaian, pembebas perbudakan, beliau Baginda Agung Nabi Muhammad SAW. Semoga kita bisa berkumpul dengan Beliau di yaumul akhir, amin

Penulis ucapkan terimakasih, kepada Ibu Nihayatun Husna, M.Si, khususnya yang telah membimbing dalam pembuatan makalah, dan kepada semua teman-teman saya pada umumnya, yang telah mambantu terselesaikannya makalah ini. Jaza kumulloh khoiro jaza.

Di penghujung kata pengatar ini, penulis mengharapkaan kepada para pembaca sekalian, agar memberikan kritik dan saran yang mampu meningkatkan kualitas makalah-makalah yang akan tercetak pada waktu yang akan datang.

Sekian,
Kebumen, 12 Oktober 2017


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam, sekaligus merupakan mukjizat terbesar yang diwahyukan Alhah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai wahyu Nabi akhir zaman, Al-Qur’an dengan segala isinya – juz, surat, ayat – memiliki banyak hal yang menjadi sumber keilmuan, laksana sinar penerang bagi umat muslim khususnya, dan bagi umat manusia pada umumnya. Ayat, sebagai bagian dari Al-Qur’an, memiliki banyak kelimuan yang masih tersimpan sampai saat ini. Oleh karena masih banyaknya ilmu-ilmu yang masih tersimpan dalam Al-Qur’an, kita sebagai umat muslim harus lebih giat dalam mempelajari keilmuan tersebut.

Dalam mempelajari Al-Qur’an pun, kita harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku. Atau dengan kata lain, tidak boleh hanya dengan kontekstual. Karena Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi akhir zaman, memiliki susunan kalimat yang sangat indah, yang terkadang tidak bisa dipahami hanya dengan kontekstual. Oleh karena itu, dalam mempelajari Al-Qur’an diperlukan keilmuan yang membidangi hal tersebut, salah satu cabang keilmuan yang membahas kajian Al-Qur’an adalah ‘Ulumul Qur’an.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari mubham ?
2. Apa sajakah penyebab mubham ?
3. Bagaimanakah klasifikasi mubham ?

C. Tujuan makalah

1. Mengetahui pengertian dari mubham.
2. Mengetahui sebab-sebab mubham.
3. Mengetahui klasifikasi mubham.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Secara bahasa (etimologi) mubham, merupakan isim maf’ul (أَبْهَمَ – يُبْهِمُ – إِبْهَامًا – وَمُبْهَمًا - فَهُوَ – مُبْهِمٌ – وَذَاكَ – مُبْهَمٌ) dari kata أَبْهَمَ yang berarti merahasiakan[1]. Adapun secara istilah (terminologi), mubham adalah semua lafadz dalam yang termaktub dalam Al-Qur’an yang penyebutannya tidak secara spesifik atau sesuatu yang tertentu. Sebagai contoh, QS. An-Naml ayat 23[2] :

(إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ تَمۡلِكُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ (٢٣

Artinya : “Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.”
Dalam ayat tersebut, terdapat lafadz ٱمۡرَأَةٗ yang perinciannya tidak dijelaskan. Akan tetapi yang dimaksud adalah Ratu Bilqis yang memerintah kerajaan Saba di zaman Nabi Sulaiman.
B. Sebab-Sebab Adanya Mubham[3]
Mubham dalam Al-Quran, diseabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. اَلْاِسْتِغْنَاءُ بِبَيَانِهِ فِيْ مَوْضِعٍ أۤخَرَ

Sudah dijelaskan pada ayat lain, Contoh, QS. Al-Fatihah, ayat 7 :

(صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ (٧ 

Artinya : “(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Dalam ayat tersebut, yang menjadi mubham adalah “siapakah orang-orang yang diberi nikmat?”, kemudian ayat tersebut, sudah dijelaskan oleh Alah SWT, dalam QS. An-Nisa ayat 69 :

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  (٦٩

Artinya : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Jadi, yang termasuk orang-orang yang diberi nikmat adalah Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.

2. أَنْ يَتَعَيَّنَ لِاسْتِهَارِهِ

Sudah jelas, karena popularitas/terkenalnya. Maksudnya ayat mubhamnya disebabkan karena sudah terkenalnya suatu hal, sehingga tidak perlu penjelasan kembali. Contoh, QS. Al Baqarah, ayat 35 :

وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٣٥

Aritnya : “Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
Lafadz وَزَوۡجُكَ tidak diucapkan dengan lafadz حواء, karena Nabi Adam AS tidak punya istri selain dia[4], dan orang-orang pun sudah tahu, istri dari Nabi Adam AS, yaitu Hawa.

Contoh lain, QS. Al-Baqarah, ayat 258 :

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ ... ٢٥٨ 

Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) ...”
Orang yang dimaksud adalah Raja Namrud.

3. قَصْدُ السَّتْرِ عَلَيْهِ ، لِيَكُوْنُ أَبْلَغَ فِي اسْتَعْطَافِهِ

Bertujuan menutupinya, supaya lebih kuat dalam mengasihinya. Maksudnya adalah suatu ayat hanya memaparkan sedikit informasi, yang sebenarnya bertujuan untuk menyembunyikan hal yang buruk, tanpa menspesifikasikan nama. QS. Al-Baqarah, ayat 204 :

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ ٢٠٤ 

Artinya : “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.”

Orang yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Akhnas ibn Syuraiq yang pada awalnya sangat membenci Islam, tetapi kemudian ia memeluk agama yang dibawa oleh Muhammad. Bahkan ia mampu menjadi muslim yang shaleh.

4. أَلَّا يَكُوْنُ فِيْ تَعْيِيْنِهِ كَبِيْرُ فَائِدَةٍ

Tidak ditemukan manfaat yang besar ketika dijelaskan secara spesifik. Contoh QS. Al-A’raf, ayat 163 :

وَسۡ‍َٔلۡهُمۡ عَنِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِي كَانَتۡ حَاضِرَةَ ٱلۡبَحۡرِ إِذۡ يَعۡدُونَ فِي ٱلسَّبۡتِ .... ١٦٣

Artinya : “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, ...”
Yang dimaksud adalah negeri Thabariyah.[5]

5. اَلتَّنْبِيْهُ عَلَى الْعُمُوْمِ ، وَأَنَّهُ غَيْرَ خَاصٍ ، بِخِلَافِ مَا لَوْ عُيِّنَ

Sebagai pengingat bagi orang umum, dan tidak ditujukan secara khusus kepada seseorang. Contoh, QS. An-Nisa`, ayat 100 :

...وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ ... ١٠٠

Artinya : “... Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah, ...”

Artinya siapapun yang pergi bertujuan kebaikan (karena Alloh SWT), akan mendapatkan pahala.

6. تَعْظِيْمُهُ بِالْوَصْفِ الْكَامِلِ دُوْنَ الْاِسْمِ

Untuk mengagungkan seseorang dengan menggunakan sifat yang sempurna, tanpa menyebutkan nama. Contoh, QS. Az-Zumar, ayat 33 :

وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ... ٣٣

Artinya : “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, ...”
Yang dimaksud ayat diatas, yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW, yang kedua adalah Abu Bakr Ash-Shidiq, yang mana disebutkan sifat dari keduanya yaitu “ٱلصِّدۡقِ”

7. تَحْقِيْرُهُ بِالْوَصْفِ النَّاقِصِ

Untuk merendahkan, dengan menggunakan sifat yang merendahkan. Contoh, QS AL-Kautsar, Ayat 3 :

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ ٣

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”
Yang dimamksud adalah Al ‘Ashi bin Wa`il.
C. Klasifikasi Mubham[6]

Imam Suyuti mengklasifikasi mubham menjadi dua kelompok besar yaitu:

 فِيْمَا أُبْهِمَ مِنْ رَجُلٍ أَوْ إِمْرَأَةٍ أَوْ مَلَكٍ أَوْ جِنِّيٍّ أَوْ مَثَنِيْ أَوْ مَجْمُوْعٍ عُرِفَ أَسْمَاءُ كُلُّهُمْ أَوْ مَنْ أَوْ اَلَّذِيْ إِذَا لَمْ يُرَدْ بِهِ الْعُمُوْمُ 

Ayat yang mempunyai arti mubham dari seorang laki-laki, perempuan, raja, jin, atau dua orang, sekumpulan yang diketahui semua nama mereka, atau seseorang, atau yang jika tidak dimaksudkan kepada umum. Contoh QS. Al-Baqarah, ayat 132 :

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ بَنِيهِ  ...١٣٢
Artinya : “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, ... “
Mereka adalah Ismail, Ishaq, Madin, Zamroni, Sarah, Nafsyun, Nafsyan, Amim, Kisani, Surah, Luthoni, dan Nafas.

QS. Al-Baqarah, ayat 30 :

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ  ...٣٠

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". ...”
Yang dimaksud adalah Nabi Adam dan Hawa.

QS. Al-Baqarah, ayat 129 :

رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُم ... ١٢٩


Artinya : “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, ...”

Yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW.

2. فِيْ مُبْهِمَاتِ الْجُمُوْعِ عُرِفَتْ أَسْمَاءُ بَعْضِهِم 

Ayat yang menunjukkan suatu sekumpulan jumlah akan tetapi hanya sebagian saja yang diketahui.

Contoh : QS. Al-Baqarah, ayat 118 :

وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ  ...١١٨

Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami ...”

Yang dimaksud (diantaranya adalah Rofi’ bin Harmalah.

QS. Al Baqarah, ayat 170 :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ...١٧٠

Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah ...”

Yang dimaksud (diantaranya) adalah Rofi’ dan Malik bin ‘Auf.

QS. Al Baqarah, ayat 219 :

يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ ..٢١٩

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. "

Yang dimaksud adalah Umar, Hamzah, Muadz.
D. Sumber Mubham

Untuk mengetahui mubham dibalik ayat tersebut dengan jalan Al-Qur’an dan periwatan hadis saja, melalui sahabat yang mengambil periwayatan dari Nabi SAW dan para tabi’in yang mengambil dari sahabat, Imam Suyuti tidak memperkenankan ijtihad bil ro’yi di dalamnya.

Imam Zarkasyi memberi catatan dalam mubham, yaitu :

1. قَدْ يَكُوْنُ لِلشَّخْصِ اِسْمَانِ ، قَيَقْتَصِرُ عَلَى أَحَدَهُمَا

Terkadang satu orang terdapat dua nama, dan ditetapkan satu nama dari kedua nama tersebut dengan maksud memunculkan orang tersebut. Salah satunya adalah penyebutan Bani Israil dalam Al-Qur’an, yang sebenarnya mempunyai nama lain yaitu Ibnu Ya’qub. Namun dalam Al-Qur’an hanya menggunakan Bani Israil.

2. أَنَّهُ قَدْ بَالَغَ فِي الصِّفَاتِ لِلتَّنْبِيْهِ عَلَى أَنَّهُ يُرِيْدُ إِنْسَانًا بِعَيْنِهِ

Disebutkan dalam Al-Qur’an dalam bentuk sifat, sebagai peringatan bahwa Allah menginginkan orang tersebut, seperti dalam QS. Al-Qolam ayat 10-11 :

وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ مَّهِينٍ )١٠( هَمَّازٖ مَّشَّآءِۢ بِنَمِيمٖ )١١(

Artinya : “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”
Yang dimaksud ayat di atas ialah Akhnas bin Syariq.

3. Didalam Al-Qur’an tidak disebutkan nama perempuan kecuali hanya Maryam binti Imron.

Disebutkan dalam 30 tempat, diantara hikmah dari penyebutan nama Maryam adalah sebagai penegasan bahwasanya nama tersebut menunjukkan kekuatan ketundukannya kepada Allah. Sebagai pelaksanaan kebiasan adat bangsa Arab dalam menyebutkan nama ayahnya setelah nama asli, dalam hal ini Nabi Isa As tidak mempunyai bapak sehingga yang disebutkan adalah nama ibunya, dan menegaskan bahwa kelahiranya tanpa ayah seperti halnya penciptaan Adam, serta membuktikan kesucian Maryam dari perkataan orang-orang yahudi.

4. وَأَمَّا الرِّجَالُ فَذَكَرَ مِنْهُمْ كَثِيْرًا

Sebaliknya penyebutan nama lelaki banyak terdapat dalam Al-Qur’an, misalnya dalam QS. Al-Mudassir ayat 11 :

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا ... 

Artinya : “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
Dikatakan bahwa itu adalah Walid Ibn Mughiroh. Dan Allah SWT juga menyebutnya dengan Zaidan dalam QS. Al-Ahzab, untuk menyatakan bahwa dia bukan putra Nabi SAW.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan


Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa, Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar Nabi SAW, memiliki banyak ilmu-ilmu yang masih tersimpan. Salah satu kajian ulmunya adalah pembahasan tentang mubhamat. Mubhamat sebagai salah satu kajian Ulumul Qur’an, membahas tetang ayat-ayat Al-Qur’an yang sebenarnya sudah jelas, akan tetapi dalam penyebutannya tidak disebutkan secara terperinci. Sudah jelas disini maksudnya dengan menggunakan sumber lain, misal dengan riwayat, atau sudah dijelaskan dengan ayat lain.

Dalam materi ini, lebih banyak mengambil dari buku karangan Imam As Suyuti dan Az Zarkasyi. Dimana Imam As Suyuti membagi sebab-sebab ibham ayat menjadi 7, dan juga mengklasifikasikannya menjadi 2 kelompok. Sedangkan Imam Az Zarkasyi memberikan sedikit catatan berkaitan dengan mubham, diantaranya قَدْ يَكُوْنُ لِلشَّخْصِ اِسْمَانِ ، قَيَقْتَصِرُ عَلَى أَحَدَهُمَا (Terkadang satu orang terdapat dua nama, dan ditetapkan satu nama dari kedua nama tersebut dengan maksud memunculkan orang tersebut) , Didalam Alquran tidak disebutkan nama perempuan kecuali hanya Maryam binti Imron.



DAFTAR PUSTAKA
DEPAG, A.-Q. T.
Suyuthi, I. J. (2008). Al Itqon Fii 'Ulumil Qur'an. Lebanon: Resalah Publishers.
Zarkasyi, A.-I. B. Al Burhan Fii 'Ulumil Qur'an. Maktabah Daarutturots.
[1] Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah : Ciputat, 2007, hal. 73
[2] Al-Qur’an dan Terjemahnya, 27:23.
[3] Imam Jalaludin As Suyuthi, Al Itqon Fii ‘lumil Qur’an, Resalah Publisher : Lebanon, 2008, hal 698.
[4] Jalaludin As Suyuthi, Al Itqon Fii ‘lumil Qur’an, Resalah Publisher : Lebanon, 2008, hal 698.
[5] Al Imam Badruddin bin ‘Abdulloh Az Zarkasyi, Al Burhan Fii ‘Ulumil Qur’an, Maktabah Daarut Turats, hal. 159
[6]Imam Jalaludin As Suyuthi, Al Itqon Fii ‘lumil Qur’an, Resalah Publisher : Lebanon, 2008, hal 160.