Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

MAKKIYAH dan MADANIYAH


MAKKIYAH dan MADANIYAH



A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Secara umum, ilmu Makkiyah dan Madaniyah adalah suatu ilmu yang membahas tentang ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Makkah dan Madinah. Namun dikalangan para Ulama terjadi perbedaan pendapat mengenai ilmu ini. Perbedaan tersebut muncul dikarenakan berbedanya kriteria yang dipakai dalam menentukan definisi Makkiyah dan Madaniyah

1. Sebagian Ulama menentukan definisi berdasarkan lokasi tempat turunnya ayat atau surat dan ini dijadikan patokan dasar dalam menentukan definisi makkiyah dan madaniyah: Makkiyah ialah suatu surat atau ayat yang diturunkan di Mekah walaupun turunnya setelah Nabi SAW melakukan hijrah, dan Madaniyah ialah suatu surat atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil.

2. Sebagian Ulama menentukan definisi berdasarkan orang-orang atau golongan yang yang menjadi sasaran (khitab) ayat atau surat, dan ini di jadikan dasar dalam menentukan definisi Makkiyah dan Madaniyah. Sehingga merka mendefinisikan: Makkiyah ialah suatu surat atau ayat yang turun yang khitabnya (sasarannya) ditujukan kepada penduduk Mekah, dan Madaniyah ialah khitabnya (sasarannya) ditujukan kepada penduduk Madinah.

3. Sebagian Ulama lain menentukan definisi berdasarkan masa turunnya suatu surat atau ayat, sehingga mereka mendefinisikan: Makkiyah ialah suatu surat atau ayat yang diturukan sebelum Nabi SAW melakukan hijrah ke Madinah meskipun turunya di luar daerah Mekah, dan Madaniyah ialah suatu surat atau ayat yang turunnya setelah Nabi melakukan hijrah meskipun turun di luar Madinah.

Dari ketiga definisi di atas, definisi yang terakhir (ketiga) yang lebih populer dan dikalangan Ulama dianggap sebagai definisi yang paling tepat.

B. Penentuan Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Ilmu makkiyah dan madaniyah termasuk dalam kategori ilmu riwayah. Justru itu, ia tidak akan dapat dikuasai dan diketahui kecuali melalui riwayat dari sahabat. Karena hanya merekalah yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi, dalam suasana, tempat, dan masa tertentu. Atau boleh juga melalui riwayat tabi’in yang mereka terima dari sahabat.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-makkiyah dan al-madaniyyah, yaitu sima’i dan qiyasi (analogi). Yang pertama adalah berdasarkan penjelasan para sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui riwayat yang telah ditulis oleh para ahli hadits, seperti al-kuttub as-sittah. Dan yang terakhir adalah dengan cara membandingkan tanda-tanda makkiyah atau madaniyah dengan struktur ayat yang terdapat dalam surat. Dalam hal qiyasi ini, para ulama telah membuat tanda atau ciri-ciri masing-masing keduanya yang dapat dijadikan standar untuk menentukan makkiyah atau madaniyah-nya suatu surat/ayat.

C. Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyah 

1. Ciri-Ciri Surat Makkiyah

Ada enam hal yang menjadi khusus yang qath’i bagi surat makkiyah, yaitu:

1. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah adalah surat makkiyah. Sebagian para Ulama berpendapat, bahwa jumlah ayat sajadah dalam Al- Quran ada 16 ayat yang terdapat pada surat-surat tertentu. Diantaranya dalam surat Al-‘araf  206 : وَيَسْبَحُوْنَهُ وَلَهُ يَسْجُدُوْنَ

Artinya: “dan mereka bertasbih memuji-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud”.

2. Setiap surat yang di dalamnya terdapat lafaz كَلَّا adalah surat makkiyah. Misalnya : كَلَّا سَوْفَ تَعْلِمُوْنَ
yang terdapat dalam surat At- Takatsur.

3. Setiap surat yang terdapat di dalamnya terdapat kalimat seruan يَأَ يُّهَا النَّاسُ adalah surat makkiyah, kecuali surat al-Hajj, dimana dalam surat tersebut pada ayat 77 terdapat يَأَيُّهَا الذِّيْنَ اٰمَنُوْأ namun ia tetap di pandang makkiyah.

4. Setiap surat yang di dalamnya mengandung kisah-kisah para Nabi dan umat- umat terdahulu adalah surat makkiyah, kecuali surat al-Baqarah.

5. Setiap surat yang terdapat di dalamnya kisah-kisah Nabi Adam AS dan Iblis adalah makkiyah, kecuali surat al- Baqarah.

6. Setiap surat yang di mulai dengan huruf hijaiyah adalah surat makkiyah kecuali al-Baqarah dan Ali Imran.

Selain enam ciri-ciri yang qath’i di atas, surat makkiyah juga memeliki ciri-ciri yang bersifat aglaby (bersifat kebiasaannya). Adapun ciri-ciri yang bersifat aglaby bagi surat makkiyah adalah pada umumnya, surat dan ayat-ayatnya pendek-pendek, mengajak manusia untuk melakukan perbuatan yang baik- baik, di dalamnya banyak terdapat lafadz- lafadz sumpah dan mengandung seruan untuk beriman kepada Allah dan hari akhirat serta menggambarkan tentang keadaan surga dan neraka.

2. Ciri-Ciri Surat Madaniyah

a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat-ayat tentang ijin berjihad (berperang) atau berisi tentang masalah hukum berperang adalah surat madaniyah.

b. Setiap surat yang menjelaskan tentang hukum pidana, hukum faraidh atau warisan dan menjelaskan mengenai hukum perdata, kemasyarakatan dan kenegaraan adalah Madaniyah.

c. Setiap surat yang di dalamnya menjelaskan mengenai keadaan kaum munafik adalah Madaniyah, kecuali surat al-ankabut yang turun di Mekah. Hannya sebelas ayat pertama dari surat al- ankabut yang Madaniyah.

d. Setiap surat yang membantah keparcayaan atau ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) yang di pandaang keliru, serta mengajak mereka agar tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan ajaran agamanya adalah Madaniyah.

e. Setiap surat yang di mulai dengan يَأَيُّهَا الذِّيْنَ اٰمَنُوْأ, kecuali surat al- Baqarah 21, dan 168, An- Nisa’ 170 dan 175, Al- Hajj 1, dan Al- Hujarat 13.

Dan ciri-ciri yang bersifat aglaby diantaranya, sebagian surat-suratnya panjang-panjang dan ayat-ayatnya juga panjang-panjang. Selain itu, gaya bahasanya juga cukup jelas dalam menerangkan masalah-masalah hukum. Dan juga menerangkan secara terperinci tentang dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat keagamaan.

D. Klasifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Para Ulama begitu tertarik untuk menyelidiki surat-surat makkiyah dan madaniyah. Mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk ditertibkan sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat.

Yang terpenting dalam pengklasifikasian makkiyah dan madaniyah, yang dipelajari para ulama dalam pembahasan ini adalah :

1. Yang diturunkan di Madinah:

Ada dua puluh surat Madaniyah, yakni al-baqarah, ali imran, an-nisa’, al-maidah, al-anfal, at-taubah, an-nur, al-ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Hadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumthanah, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, at-Talaq, at-Tahrim, dan an-Nasr.

2. Yang diperselisihkan:

Sedang yang masih diperselisihkan ada dua belas surat, yakni al-Fathihah, ar-Ra’d, ar-Rahman, as-Saff, at-Taghabun, at-Tatfif, al-Qadar, al-Bayyinah, az-Zalzalah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas.

3. Yang diturunkan di Mekkah:

Ada 82 surat sisanya, jadi jumlah surat-surat Qur’an itu semuanya seratus empat belas surat.

4. Ayat-ayat Makkiyah dalam Surat-surat Madaniyah:

Dengan menamakan sebuah surat itu Makkiyah atau Madaniyyah tidak berarti surat tersebut seluruhnya Makkiyah atau Madaniyah, sebab di dalam surat Makkiyah terkadang terdapat ayat-ayat Madaniyah, dan di dalam surat Madaniyah pun terdapat ayat-ayat Makkiyah. Dengan demikian penamaan surat itu Makkiyah atau Madaniyah adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang terkandung didalamnya.

Diantara sekian contoh ayat-ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah ialah surat al-Anfal, tetapi banyak ulama mengecualikan Surat: al-Anfal; 30.

Mengenai ayat ini, Muqatil mengatakan :”Ayat ini diturunkan di Mekkah; dan; pada lahirnya memang demikian, sebab ia mengandung apa yang dilakukan orang musyrik di Darun Nadwah ketika mereka merncanakan tipu daya terhadap Rasulullah sebelum hijrah.”

5. Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah:

Misalnya adalah surat Al-an’am .Ibn Abbas berkata : “surat ini semuanya diturunkan sekaligus di Mekkah, maka ia Mekkiah, kecuali tiga ayat dirturunkan di madinah, yaitu al-An’am ayat 151-153. Dan surat al-hajj adalah Makkiyah kecuali tiga ayat diturunkan di Madinah, dari firman Allah : “inilah dua golongan yang bertengkar mengenai Tuhan mereka...” [surat al-Hajj ayat 19-21].

6. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah sedang hukumnya Madaniyah:

Mereka memberi contoh dengan firman Allah, artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Ayat ini diturunkan di Mekkah pada hari penaklukan kota Mekkah, tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan setelah hijrah; di samping itu seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini oleh para ulama tidak dinamakan Makki dan tidak juga dinamakan Madani secara pasti. Tetapi mereka katakana “Ayat yang diturunkan di Mekkah sedang hukumnya Madani”.

7. Ayat yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya Makkiyah:

Mereka memberi contoh dengan surat mumthahana. Surat ini diturunkan di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya : tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk Mekkah. Juga seperti permulaan surat al-Baqarah yang diturunkan di Madinah, tetapi seruannya ditujukan kepada orang-orang musyrik penduduk Mekkah.

E. Perbedaan ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah

Dari segi Uslubnya (gaya bahasa), pada umumnya bahasa yang digunakan pada surat Makkiyah sangat kuat dan khitab ( pembicaraan) nya tegas, karena orang yang diajak bicara adalah mayoritas para pembangkang dan sombong-sombong, tidak ada hal yang lebih patut bagi mereka kecuali hal yang demikian. Sedangkan surat Madaniyah, pada umumnya menggunakan gaya bahasa yang halus (lembut), dan khitabnya mudah, karena mayoritas orang yang di ajak bicara adalah orang yang patuh dan tunduk pada perintah Allah.

Dan juga pada umumnya ayat-ayat makkiyah itu pendek-pendek dan kuat hujjuahnya sedangkan surat madaniyah pada umumnya panjang-panjang dan dalam meneyampaikan hukum-hukumnya dengan tampa banyak alasan, kerena kondisi dan keadaan umat pada saat itu sudah kuat imannya.

Demikian juga dari segi materi yang atau pengajaran yang disampaikan, pada umumnya ayat-ayat makkiyah berisi tentang pemantapan atau penguatan akidah, yang khususnya berkaitan dengan tauhid dan beriman pada hari kebangkitan, kerena mayoritas umat pada saat itu banyak yang mengingkari hal tersebut.

Sedangkan pada ayat-ayat madaniyah, ajaran yang disampaikan berisi tentang masalah ibadah, muamalah, kepemerintahan, sosial dan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah lainnya, dikarenakan pada masa di madinah kondisi keimanan sudah lurus dan mantap pada jiwa mereka.

F. Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

Sangatlah penting bagi kita umat islam untuk mengetahui surat- surat dan ayat- ayat makkiyah, ada beberapa faedah kita mempelajarinya, diantaranya adalah:

1. Sebagai suatu petunjuk dalam melakukan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui strategi Nabi dalam melakukan dakwah dan mengamalkannya dan mengembangkan dakwah kepada masyarakat.

3. Mengetahui yang turun terakhir kali sehingga dapat mengambil keputusan hukum yang tepat dan baik.

4. Dan juga dengan mengetahui makkiyah dan madaniyah dapat menambah kepercayaan tentang Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an sampai kepada kita dengan selamat dari perubahan dan pergantian, dan masih banyak faedah-faedah yang lainnya.



Post a Comment for "MAKKIYAH dan MADANIYAH"