Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Karakteristik Penafsiran Tafsir Mafātīh al-Ghaib

a. Mencantumkan asbabun nuzul jika ada riwayatnya.
Misalnya asbabun nuzul surat al-Masad.

b. Kajian kebahasaan, baik nahwu maupun balaghah.
Misalnya untuk kajian balaghah, lafadh lam yalid wa lam yulad dalam surat al-Ikhlash ayat 2.

c. Ikhtilaf al-Qira’ah, apabila ayat tersebut dibaca oleh para qari’ dengan cara berbeda. Pengungkapan ini disertai dengan penjelasan mengenai perbedaan asal kata, kedudukan maupun pemahaman yang berbeda karenanya.
Contohnya dalam perbedaan qiraat lafadh maaliki dalam surat al-Fatihah

d. Kajian penafsiran dari ilmu fiqh dan ushul fiqh. 
Misalnya kajian tentang sholat qashar dalam surat al-Nisa’ ayat 101.

e. Penggunaan kata wallaahu a’lam dan semacamnya, kemudian doa penutup serta shalawat.
Misalnya dalam mengemukakan perbedaan antara surat mu’awidzatain yang diakhiri dengan wallaahu subhaanahu wa ta’ala a’lam.

f. Mengemukakan keutamaan surat, apabila terdapat riwayatnya.
Misalnya mengemukakan keutamaan surat al-Fatihah.

g. Menekankan aspek munasabah antar ayat dan antar surat. Fakhruddin ar-Razi tidak hanya meyebutkan satu munasabah akan tetapi beberapa munasabah.
Misalnya ketika menafsirkan kata wa yuqiimuuna ash-shalaata (iqamatu ash-shalah) dalam surat al-Baqarah ayat 3. Beliau mengaitkannya dengan ayat-ayat al-Qur'an yang lain.

Post a Comment for "Karakteristik Penafsiran Tafsir Mafātīh al-Ghaib"