Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Silepsis

Silepsis adalah gaya yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai hubungan dengan kata pertama. Dalam khazanah Arab, makna seperti ini dikenal dengan istilah al-jam’u ma’a at-tafriq. Contohnya dalam kisah Ibrahim, antara lain terdapat dalam QS. al-Anbiya [21]: 69 yaitu:

قُلْنَا يَنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلَمًا عَلَى اِبْرَاهِيْمَ

Kami berfirman: “hai api jadilah dingin, dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim.”

Dalam ayat ini, kata salaman dihubungkan dengan kata bardan sehingga keduanya dalam kedudukan yang sama, yakni sebagai khabar kana.Meskipun keduanya memiliki kedudukkan yang sama, yang memiliki hubungan makna secara langsung dengan perintah Allah pada api sebenarnya adalah kata bardan (dingin). Sedangkan kata salaman (mashdar/infinitive) yang berperilaku seperti kata kerja perintah (jadilah keselamatan) berhubungan makna dengan kata sesudahnya, yaitu Ibrahim.


Sumber :
  1. Syihabuddin Qalyubi, Stilistika al-Qur’an (Makna di Balik Kisah Ibrahim), LkiS Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, hlm. 129.

Post a Comment for "Silepsis"