Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Tentang Al-Qur'an (Pengertian, Nama Lain, Isi Pokok, Fungsi, dan Tujuan Diturunkannya Al-Qur'an)

296.web.id -


BAB I PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Kitab suci merupakan sebuah benda yang bersifat holistik bagi semua umat beragama. Secara umum, kitab suci setiap umat beragama dipahami sebagai rujukan, dan landasan setiap problematika yang dihadapi oleh umat. Kitab suci bernilai sakral karena diyakini berasal dari Tuhan. Dalam agama Islam meyakini atau mengimani kitab suci merupakan bagian dari rukun iman (rukun iman ke-3). Islam meyakini bahwa Alloh SWT telah menurunkan 4 kitab suci, dengan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang terakhir hingga hari kiamat.

Sebagai kitab suci yang terakhir dan bukan hanya umat Islam saja yang merasakan manfaatnya. Maka Al-Qur’an memiliki jargon “Sholihun li kulli zaman wa makan”, yang secara mudahnya dipahami bahwa Al-Qur’an itu berlaku disetiap ruang dan waktu (tidak akan lekang termakan oleh ruang dan waktu) hingga datangnya yaumul akhir atau hari kiamat.

B. RUMUSAN MASALAH

  1. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an ?
  2. Apa saja nama lain dari Al-Qur’an ?
  3. Apa fungsi Al-Qur’an diturunkan ?
  4. Apa tujuan Al-Qur’an diturunkan ?
  5. Apa isi pokok daripada Al-Qur’an ?

C. TUJUAN MAKALAH

  1. Untuk mengetahui pengertian dari Al-Qur’an
  2. Untuk mengetahui nama lain dari Al-Qur’an
  3. Untuk mengetahui fungsi Al-Qur’an diturunkan
  4. Untuk mengetahui tujuan Al-Qur’an diturunkan
  5. Untuk mengetahui isi pokok dari Al-Qur’an

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AL-QUR’AN

Al-Qur’an adalah sumber pokok ajaran Islam yang pertama dan utama menurut keyakinan umat Islam karena termasuk bagian dari rukun iman yang enam, serta diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Al-Qur’an adalah kitab suci yang di dalamnya termaktub firman-firman Allah SWT, yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.[1]

Kata Al-Qur’an dan kata lain yang seasal telah disebutkan dalam Al-Qur’an itu sendiri sebanyak 77 kali, yang tersebar di berbagai jenis surat makkiyah dan golongan jenis madaniyah. Beberapa diantaranya berbentuk isim ma’rifat (menggunakan alif, lam atau AL), seperti didalam surat Al-Baqarah ayat 185 :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ

Surat Al-Isra ayat 9 :

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Surat Al-Furqan ayat 30 :

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا

Beberapa diantaranya juga berbentuk isim nakiroh (tanpa laif lam), yaitu : Al-Qur’an surat Yunus 15 :

قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا ٱئْتِ بِقُرْءَانٍ غَيْرِ هَٰذَآ أَوْ بَدِّلْهُ


surat Al-Jin ayat 1 :

قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَقَالُوٓا۟ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا

selain bentuk isim ma’rifat dan isim nakiroh, kata Al-Qur’an juga disebutkan dalam bentuk fi’il, seperti pada Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1 :

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ

Ada beberapa definisi atau pengertian Al-Qur’an, berikut pengertian-pengertian Al-Qur’an :

1. Secara Etimologis


Secara etimologis, kata Qur’an (tanpa alif lam) bentuk mashdar (infinitive atau kata kerja yang dibendakan) yang berasal dari kata qara-a, yaqra-u, qira’atan atau qur-anan yang berarti bacaan. Dengan mengikuti standar Fu'lân, sebagaimana lafadz Gufrân, Rujhân dan Syukrân. Lafadz Qur'an merupakan lafadz Mahmuz, dimana salah satu bagiannya berupa huruf hamzah, yaitu pada bagian akhir, oleh karena itu disebut Mahmuz Lam. Kemudian lafadz tersebut mengalami konversi dalam peristilahan syariat, dari konotasi harfiah ini, sehingga dijadikan sebagai nama untuk bacaan tertentu, yang dalam istilah orang Arab disebut: Tasmiyyah al-maf'ûl bi al-mashdar, menyebut obyek dengan Mashdarnya. Selain dari sudut pandang mashdar yang dipahami dengan pengertian bacaan, Qur’an juga dapat dipahami dari sudut pandang maf’ul, dengan pengertian yang dibaca (maqru’). Sehingga dalam hal ini apa yang dibaca (maqrû’) diberi nama bacaan (qur’an) atau menamakan maf’ul dengan mashdar.

Beberapa ulama juga mengomentari tentang asal kata Al-Qur’an, berikut beberapa ulama yang mengomentari asal kata Al-Qur’an.

1. Imam Asy-Syafi’i (lahir 150-204H/767-820M), beliau berpendapat bahwa kata Al-Qur’an dibaca tanpa hamzah (Al-Quran), dan tidak diambil dari kata lain, akan tetapi ia (Al-Qur’an) merupakan nama khusus yang dipakai untuk kitab suci yang diberikan oleh Alloh SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana kitab Injil dan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Isa AS dan Nabi Musa As.

2. Al-Farra (lahir w.207H/823M) didalam Ma’anil Qur’an, beliau menyatakan bahwa lafal Al-Qur’an tidak pakai hamzah, asalnya dari kata qara’in jamak dari qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan karena sebagian ayat Al-Qur’an serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa.

3. Al-Asy’ari (lahir 260-324H/873-935), beliau juga berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an ditulis dan dibaca tidak pakai hamzah, diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat Al-Qur’an dihimpun dan digabung dalam satu mushaf.

4. Az-Zajjaj (wafat 311 H/928M), beliau berpendapat bahwa lafal al-Qur’an pakai hamzah (al-Qur’an) diambil dari kata al-qar’u, dari wazan fu’lan yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-Qur’an menghimpun intisari ajaran-ajaran dari kitab suci sebelumnya.

5. Al-Lihyani, beliau berpendapat bahwa lafal al-Qur’an berhamzah, bentuk masdarnya diambil dari kata qara-a, yang berarti membaca, hanya saja lafal al-Qur’an ini menurutnya berbentuk masdar dengan makna isim maf’ul. Jadi al-Qur’an artinya maqru’ (yang dibaca).

6. Subhi al-Shalih, beliau juga berpendapat bahwa kata al-Qur’an sama dengan al-qiraah sebagaimana dalam surat al-Qiyāmah.


2. Secara Terminologi

Definisi atau penegertian Al-Qur’an secara terminologi (istilah) sebagaimana berikut ini.

1. Muhammad Salim Muhsin, dalam karangannya yang berjudul Tarikh al- Qur’an al-Karim menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukilkan atau diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagaipenentang (bagi yang tidak percaya) walaupun dengan surat terpendek.

2. Abdul Wahab Khalaf, beliau mengatakan bahwa Al-Qur’an sebagai firman Allah yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW, dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai hujjah kerasulannya. Al-Quran merupakan undang-undang bagi seluruh umat manusia dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan an-Nas, yang diriwayatkanpada kita dengan jalan mutawatir.

3. Syaikh Muhammad Abduh, beliau menyatakan bahwa Al-Qur’an sebagai kalam mulia yang diturunkan oleh Allah pada nabi yang paling sempurna (Muhammad SAW, ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwasuci dan berakal cerdas.


القرأن هو كلام الله المعجز المنزل على النبي صلى الله عليه وسلم المكتوب في المصاحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته

Artinya: “Al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis di dalam mushaf, diriwayatkan terus menerus secara mutawatir, dan membacanya menjadi ibadah”.

B. NAMA LAIN DARI AL-QUR’AN


Imam As-Suyuthi mengatakah bahwa : “fainna katsrat al-Asma tadullu ‘ala syarafi al-musamma” yang artinya adalah sesungguhnya banyak nama itu mengisyaratkan kemuliaan sesuatu yang diberi nama. Maka dari itu banyak nama dan julukan yang dimiliki Al-Qur’an, ini menunjukan kemuliaan kedudukan al-Qur’an.

Berikut nama-nama lain dari Al-Qur’an :

1. Al-Kitab

Berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 2 :

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

Artinya : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”

2. Al-Furqan

Berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 1 :

تَبَارَكَ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا


Artinya : "Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,”

3. Adz-Dikr

Berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 9 :

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

4. At-Tanzil

Berdasarkan Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 192 :

وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

Artinya : “Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,”


Adapun selain dari tiga nama diatas, nama dan julukan Al-Qur’an lain, yang sudah umum dikenal publik adalah 

  • Al-Mushhāf (himpunan/lembaran)
  • Al-Kalāl (firman Allah)
  • An-Nūr (cahaya)
  • al-Hudā (petunjuk)
  • ar-Rahmah (rahmat)
  • asy-Syifa’ (obat-penawar)
  • al-Mau’idzah (pelajaran atau nasihat)
  • al-Karīm (yang mulia) al-’Ali (yang tinggi)
  • al-Hakim (yang bijaksana)
  • al-Hikmah (kebijaksanaan)
  • al-Muhimin (pemberi rasa aman atau yang dipercaya)
  • al-Mubārak (yang diberkahi)
  • al-Habl (tali atau pengikat, agama Allah)
  • an-Nabā (Berita besar)
  • ash-Shirat Al-Mustakim (jalan yang lurus)

C. FUNGSI DAN TUJUAN DARI AL-QUR’AN DITURUNKAN


Adapun fungsi dari diturunkannya Al-Qur’an diramngkum sebagai berikut :

1. Menurut Quraish Shihab, beliau menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan beberapa tujuan, yakni :

  • Bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan semesta alam.
  • Bertujuan untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat manusia merupakan umat yang seharusnya dapat bekerjasama dalam pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
  • Bertujuan untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar sukuatau bangsa, melainkan juga kesatuan alam semesta, kehidupandunia dan akhirat, natural dan spiritual, kesatuan ilmu, iman dan resiko, kebenaran, kepribadian manusia, kemerdekaan dan determinisme, sosial, politik, dan ekonomi, yang semuanya berada dibawah satu keesaan, yakni keesaan Allah.
  • Bertujuan untuk mengajak berpikir dan bekerja sama dalam bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui musyawarah mupakatyang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan.
  • Bertujuan untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit dan penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia dibidang sosial, ekonomi, politik dan agama.
  • Bertujuan untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmad dan kasih sayang dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok kehidupan masyarakat Indonesia.
  • Bertujuan untuk memberikan jalan tengah antara falsafah monopoli-kapitalisme dan falsafah kolektif-komunisme, menciptakan ummatan wasathan yang menyeru keapda kebaikan dan mencegah kemungkaran.
  • Bertujuan untuk memberikan peranan ilmu dan teknologi guna menciptakan peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia dengan panduan dan paduan nur ilahi.

2. Selain Quraish Shihab, Rasyid Ridha juga berpendapat tentang tujuan diturunkannya Al-Qur’an. Menurut Rasyid Ridha ada 10 tujuan diturunkannya Al-Qur’an :

  • Bertujuan untuk menjelaskan hakikat rukun agama;
  • Bertujuan untuk memberikan informasi kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui dari persoalan kenabian, kerasulan dan tugas-tugas mereka;
  • Bertujuan untuk menyempurnakan jiwa manusia, masyarakat dan komunitas manusia;
  • Bertujuan untuk memperbaiki kehidupan sosial-politik manusia;
  • Bertujuan untuk menetapkan keutamaan agama Islam;
  • Bertujuan untuk menerangkan ajaran Islam tentang kehidupan politik;
  • Bertujuan untuk memberi petunjuk tentang perbaikan ekonomi;
  • Bertujuan untuk memperbaiki sistem peperangan dan perdamaian;
  • Bertujuan untuk mengangkat derajat wanita dan memberikan kepada mereka hak-hak penuh dalam kehidupan.

Selain mempunyai tujuan, Al-Qur’an juga mempunyai fungsi, fungsi-fungsi tersebut yakni :

  • Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW. Sebagai mukjizat, Al-Quran telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan pada masa-masa yang akan datang.
  • Al-Qur’an sebagai korektor. Sebagai korektor al-Qur’an banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab Taurat, Injil, dan lain-lain yang dinilai al-Qur’an tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT yang sebenarnya.
  • Penjaga kitab – kitab sebelumnya (al- Muhaimin )
  • Dan, kami turunkan kepadamu kitab-kitab dengan kebenaran, membenarkan apa yang ada sebelumnya diantara kitab – kitab suci, dan sebagai penjaga terhadap itu. (QS Al- Maidah)
  • Hakim terhadap apa yang diperselisihkan oleh manusia.
  • Menghapus syariat kitab-kitab terdahulu. Sebagai wahyu tertinggi dan penutup para nabi, al-Qur’an telah me-nasakhhukum kitab-kitab suci yang turun terlebih dulu.

D. ISI POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN


Menurut Abdul Wahab Khalaf yang telah merinci pokok-pokok kandungan (pesan-pesan) Al-Qur’an ke dalam 3 kategori, yaitu :

  1. Masalah kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman (iman kepada Allah, malaikat, kitabullah,Rasulullah, hari kiamat dan takdir)
  2. Masalah etika (khuluqiyah), berkaitan dengan hal-hal yangdijadikan perhiasan bagi seseorang untuk berbuat keutamaandan meninggalkan kehinaan.
  3. Masalah perbuatan dan ucapan (amaliyah), yang terbagi kedalam 2 macam, yaitu 1) masalah ibadah, yang berkaitan dengan rukun Islam, nadzar, sumpah dan ibadh-ibadah lainnyayang mengatur hubungan manusia dengan Allah; 2) masalahmuamalah, yang mengatur hubungan manusia dengan manusiayang lain.



BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA




Sumber :


Pengantar Ulumul Qur’an dan Hadits, Abdul Wahid dan Muhammad Zaini
Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu Al-Quran), Ajahari
Pengantar Ulumul Qur’an, Anhar Ansyory
Ulumul Quran Praktis (Pengantar untuk Memahami Al-Qur’an), Hafidz Abdurrahman
Kuliah ‘Ulumul Qur’an, Yunahar Ilyas



Tagline :

#Makalah
#MakalahIAT
#UlumulQur’an
#BukuUlumulQur’an

1] Pendapat masyhur

Post a Comment for "Tentang Al-Qur'an (Pengertian, Nama Lain, Isi Pokok, Fungsi, dan Tujuan Diturunkannya Al-Qur'an)"