Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Corak Penafsiran al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm

Adapun mengenai corak penafsirannya, hampir semua tokoh sepakat memasukkan tafsirnya ini sebagai tafsir ilmi. Karena di dalam tafsir ini nampak pembahasan-pembahasan dengan menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan dan hasil eksperimen ilmiah untuk menjelaskan ayat dalam Al-Qur’an. Bahkan Thantawy di dalam tafsirnya melengkapinya dengan gambar.

Dengan corak yang seperti ini, Syaikh Thantawy mendapat kecaman dari para ahli tafsir. Berikut pernyataan Manna’ Khalil al-Qathan dalam kitabnya : “Pengarang tafsir tersebut (Thantawy Jauhari) telah mencampur-adukkan kesalahan di dalam kitabnya. Ia memasukkan ke dalamnya gambar tumbuh-tumbuhan, binatang, pemandangan alam, dan berbagai eksperimen ilmu pengetahuan. Seakan-akan, buku ini adalah sebuah diktat tentang ilmu pengetahuan. Ia menerangkan hakekat-hakekat keagamaan dengan apa yang ditulis Plato dalam Republica-nya dan kelompok Ikhwan al-Shafa dalam risalah mereka, memaparkan ilmu pasti dan ilmu modern. Dalam pandangan kami, Thantawy Jauhari telah melakukan kesalahan besar terhadap tafsir dengan perbuatannya itu. Ia mengira dirinya telah berbuat baik, padahal tafsirnya tidak diterima oleh banyak terpelajar karena mengandung pemaksaan dalam membawakan ayat kepada apa yang bukan maknanya. Oleh karena itu, Tafsir ini mendapat predikat yang sama dengan yang diperoleh Tafsir al-Razi. Maka terhadapnya dikatakan, di dalamnya terdapat segala sesuatu keculi tafsir.”

Yang perlu digarisbawahi adalah Al-Qur’an bukanlah suatu kitab ilmiah sebagaimana halnya kitab-kitab ilmiah yang dikenal selama ini. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka tidak heran jika di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tersirat dan tersurat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Namun yang harus ditegaskan adalah bahwa Thantawy Jauhari dengan perbedaannya dalam metodologi dan tendesinya, sesungguhnya dia telah menunjukkan niatan baik dalam mengambil pandangannya tersebut.

Sumber :
  1. Mannâ’ Khalîl al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2010), h. 511.

Post a Comment for "Corak Penafsiran al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm"