Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Kritik M.M Azzami terhadap orientalis dan Biografinya

Muhammad Mustofa al-Azzami adalah salah seorang cendekiawan terkemuka dibidang hadist.Ia diilahirkan dikota Mau, India utara, tahun 1932. Nama Al-Azzami dinisbatkan pada daerah Azamgarh. Al-Azzami berasal dari kotaMau Distrik Azamgarh Negara bagian utara paradesh, jadi nama itu bukan nama marga melainkan nisbat daerah.

Beliau mempunyai tiga orang anak , dua putra dan satu putri. Putra yang pertama bernama Agil, yang kini sudah mendapatkan gelar doctor dalam bidang computer dari Colorado, Amerika Serikat (AS), Putra kedua namanya Anas, ia juga mendapat gelar doctor dalam Genetic Engineering di Oxford inggris, sedangkan anak ketiganya mendapat gelar doctor dalam bidang matematika dari Colorado AS. Ayahnya pecinta ilmu dan sangat membenci penjajahan, serta tidak suka bahasa inggris. Watak ini mempengaruhi perjalanan studi Azzami , dimana ketika masih duduk di SLTA beliau disuruh pindah oleh ayahnya kesekolah islam yang menggunakan bahasa arab. Dari sinilah Al-Azzami mulai belajar Hadist. Setelah lulus dari sekolah islam, azzmi lalu melanjutkan studinya di college of science di Deobard, sebuah perguruan tinggi terbesar di India yang juga mengajarkan studi islam, dan tamat tahun 1952.

Kemudian, melanjutkan studinya di fakultas bahasa arab, jurusan tadris, Universitas al azhar Kairo, dan tamat tahun 1955 dengan mendapat ijazah Al-Alimiyah pada tahun itu juga Azzami kembali ke tanah airnya India. Tahun 1956 azzami menjadi dosen bahasa arab untuk orang orang non arab di Qatar. Kemudian pada tahun 1957 ia diangkat sebagai sekretaris perpustakaan nasional di Qatar (Dar al-kutub al-qatriyah) , Tahun 1964 azzami melanjutkan studinya lagi di Universitas Cambridge, Inggris sampai meraih gelar Ph.D. tahun 1966 dengan disertasi yang berjudul Studies In Early Hadist Literature. Setelah itu ia kembali lagi ke Qatar untuk memegang jabatan semula , dan pada tahun 1968 azzami mengundurkan diri dari jabatannya di Qatar dan pindah ke makkah untuk mengajar di fakultas pasca sarjana. Jurusan Syariah dan studi islam Universitas King ‘Abd al-Aziz (kini universitas umm al-qura) .Azzami bersama almarhum Dr.Amin al-Mishri termasuk yang ikut andil mendirikan fakultas tersebut.

Tahun 1973 (1393 H) Beliau pindah ke Riyadh untuk mengajar di Departemen Studi islam fakultas tarbiyah Universitas King Saud, dan diUniversitas ini Ali Mustafa Yaqub bertemu dengan azzami sebagai murid dan guru. Dimana setelah tamat ia mendapatkan amanah dari Azzami untuk menerjemahkan buku bukunya . Reputasi ilmiah azzami ketika pada tahun 1400/1980 M, ia memenangkan hadiah internasional Raja Faisal Riyadh. Kini azzami tinggal di perumaaan dosen King Saud Riyadh, sebagai guru besar hadistdan Ilmu Hadist diUniversitas tersebut.

Karya karyanya antara lain : Studies In Early Hadist Literature, On Schact’s Origin of Muhammadan Jurisprudence, Dirasah Fi al-hadist an Nabawy, Kuttab an Nabi, Manhaj an naqad ‘inda al I’lal muhadditshin, dan al muhadisin al yamamah. Serta beberapa buku yang teklah dieditnya anata lain : al illah of ibn al mahadini, Kitab at tanyiz of imam muslim, Maghazi Rasululloh of ‘urwah bin zubayr, Muwatta imam malik, shahih ibnu khuzaimah, dan sunan ibnu majjah. Beberapa karya azzami telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa lain, diantaranya adalah The quranic challenge A promise fulfilled (Tntangan alquran suatu janji yang telah terpenuhi ) The isnad system its origins and authenticity (system isnad keaslian dan keshahihannya) dan The history of the quranic text (Sejarah teks alquran dari wahyu sampai kompilasi). Spesialis penakluk tesis kaum Orientalis predikat itu tepat disematkan kepada sosok M.M Azzami dan mungkin azzami tidak setenar Dr.Yusuf Qardhawi cdan ulama ulama fatwa mufti lainnya, Namun kontribusi ilmiahnya sungguh spektakuler.

Sumbangan penting Azzami terutama dalam ilmu hadist yaitu disertasinya di Universitas Cmbridge, Inggris “Studies in Early Hadith Literature” (1966),yang secara akademik mampu meruntuhkan pengaruh kuat dua orientalis yahudi yaitu Ignaz dan Yoseph tentang hadist. Riset Goldziher berkesimpulan bahwa kebenaran hadist sebagai ucapan Nabi Muhammad SAW tidak terbukti secara ilmiah, Hadist hanyalah buatan umat islam abad kefua Hijriah. Pikiran penkaji asala Hongoria itu jadi pijakan banyak orientalis lain, termasuk Snouck Hurgronje (1857-1936) penasihat colonial Belanda. Thun 1960 vtesis Goldziher diperkuat Joseph Schacht, professor asal jerman dengan teori “proyeksi kebelakang” .Hadist kata Schacht dibentuk para hakim abad kedua hijriah untuk mencari dasar legitimasi produk hokum mereka.Lalu disusunlah rantai periwayatannya kebelakang hingga kemasa nabi.Belum ada sanggahan atas pikiran Goldziher-Schacht dengan standard ilmiah, selain disertasi azzami. “cukup mengherankan” tulis Abdurrahman Wahid pada saat pertama kali mempromosikan Azzami di indonesia pada tahun 1972 “Hanya dalam sebuah disertasi ia berhasil memberi sumbangan demikian fundamental bagi penyelidikan hadist .” Gus dur menyampaikan itu dalam Dies Natalies Hasyim Asyari jombang tak lama setelah pulang kuliah dari Baghdad.

Temuan naskah kuno hadist abad pertama hijriah dan analisis disertasi itu secara argumentif menunjukan bahwa hadist betul betul otentik dari nabi. Azzami secara khusus juga menulis kritik tuntas atas karya monumental Joseph Schacht, yang diberi judul Schacht’s origins of muhammad dan jurisprudence, Versi Indonesia buku ini dan disertasi azzami sudah beredar luas ditanah air. Ali Mustafa membandingkan jasa azzami dengan Imam Syafi’I , Syafi’I pernah dijiluki “pembela sunnah” oleh penduduk mekah karena berhasil mematahkan argument pengingkar sunnah atau hadist. “Pada masa kini” , kata Ali Mustafa, “Prof Azzami pantas dijiluki pembela ekstensi hadist karna ia berhasil meruntuhkan argument orientalis yang menolak hadist bersal dari nabi . Setelah lama mapan dalam Studi hadist belakangan Azzami merambah bidang studi lain yaitu, Alquran . Namun inti kajiannya sama untuk menyakal studi orientalis yang menyangsikan otentitas alquran sebagi kitab suci. Ia menulis buku The History of The Quranic Text, yang juga berisi perbandingan dengan sejarah perbandingan lama dan baru. “Ini karya pertama saya tentang al quran” kata peraih hadiah internasional Raja Faisal untuk studi islam tahun 1980 itu.

Post a Comment for "Kritik M.M Azzami terhadap orientalis dan Biografinya"