Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Sistematika Tafsir Adhwa Al-Bayan

Kitab tafsir yang menakjubkan ini memiliki system penafsiran yang begitu bagus, yaitu;

a) Menafsirkan ayat secara urutan surat al-Qur'an. Kita dapat mengamatinya dari penafsiran yang ada dimulai dari surat al-Fatihah kemudian al-Baqoroh kemudian ali-Imran dan seterusnya.

b) Tidak menafsirkan setiap ayat yang ada, bahkan tidak menafsirkan al-Qur'an perkata, namun hanya pada ayat yang memiliki tafsiran pada ayat yang lainnya, atau ayat yang mengandung hukum.

c) Menjelaskan al-Qur'an dengan al-Qur'an, ini telah menjadi ijma’ ulama’ bahwa cara penafsiran yang terbaik adalah menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, karena tidak ada yang lebih memahami makna kalam-kalam Allah dari Allah yang maha tinggi. Contoh:

d) Konsisten dengan hanya menafsirkan dengan qiroah sab’ah, tidak mengambil dari qiro’ah syadzah. Dan mungkin kami mencantumkan qiro’at syadzah hanya sebagai saksi dalam qiro’at sab’ah. Qiro’at abi ja’far, ya’qub dan khalaf oleh penafsir tidaklah syadz, bahkan para ahli qiro’atpun berpendapat demikian.

e) Menjelaskan hukum-hukum fiqih pada ayat hukum, dengan menambahkan pendalilan dari sunnah dan perkataan para ulama’, kemudian merojihkan yang Nampak kuat di mata penafsir berdasarkan dalil yang ada tanpa fanatik terhadap aliran madzhab tertentu, tidakk pula memihak pada perkataan tokoh tertentu, karena setiap perkataan dari siapapun itu bisa diterima (karena benar) dan bisa ditolak (karena salah).Kecuali perkataannya Rosulullah Shalallahu 'alaihi wa salam. Kebenaran tetaplah kebenaran meskipun yang mengatakannya adalah manusia biasa.Di bidang fiqih, dalam tafsirannya yang berkenaan hukum fikih, asy-syeikh menampilkan berbagai pendapat ulama’ yang berbeda-beda, kemudian menyimpulkan pendapat mana yang lebih kuat berdasarkan atas dalil aqli atau naqli.Artinya dalam kitab tafsir ini, sang mufasir tidak semata-mata hanya menggunakan ayat dalam menafsirkan, namun menguatkan hujah dengan sunnah juga.

f) Dalam perkara aqidah, beliau menjelaskan secara mantik dan dalil. Metode yang sangat kental sekali adalah bahwa semua Allah sifati untuk dirinya sendiri yang ada dalam al-Qur'an ini seperti istiwa’, tangan, wajah dan lain sebagainya diantara sifat-sifat Allah. Maka sifat itu adalah sifat yang hakiki bukan majas dengan tetap meninggikan kesucian dzat Allah dari musyabahah dari sifatnya manusia.

g) Mengeluarkan Hikmah yang terpendam, sebagai mana yang beliau kelurkan atas tasfiran surat al-Fatihah

قوله تعالى : { إِيَّاكَ نَعْبُدُ }

أشار في هذه الآية الكريمة إلى تحقيق معنى لا إله إلا الله : لأن معناها مركب من أمرين : نفي وإثبات . فالنفي : خلع جميع المعبودات غير الله تعالى في جميع أنواع العبادات ، والإثبات : إفراد رب السموات والأرض وحده بجميع أنواع العبادات على الوجه المشروع . وقد أشار إلى النفي من لا إله إلا الله بتقديم المعمول الذي هو { إِيَّاكَ } . وقد تقرر في الأصول ، في مبحث دليل الخطاب الذي هو مفهوم المخالفة . وفي المعاني في مبحث القصر : أن تقديم المعمول من صيغ الحصر . وأشار إلى الإثبات منها بقوله : { نَعْبُدُ } . وقد بين معناها المشار إليه هنا مفصلاً في آيات أخر كقوله : { يَاأَيُّهَا الناس اعبدوا رَبَّكُمُ الذي خَلَقَكُمْ } [ البقرة : 21 ] الآية - فصرح بالإثبات منها بقوله : { اعبدوا رَبَّكُمُ } وصرح بالنفي منها في آخر الآية الكريمة بقوله : { فَلاَ تَجْعَلُواْ للَّهِ أَندَاداً وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ } [ البقرة : 22 ] وكقوله : { وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت } [ النحل : 36 ] فصرح بالإثبات بقوله : { أَنِ اعبدوا الله } وبالنفي بقوله { واجتنبوا الطاغوت } وكقوله : { فَمَنْ يَكْفُرْ بالطاغوت وَيْؤْمِن بالله فَقَدِ استمسك بالعروة الوثقى } [ البقرة : 256 ] فصرح بالنفي منها بقوله : { فَمَنْ يَكْفُرْ بالطاغوت } [ البقرة : 256 ] وبالإثبات بقوله : { وَيْؤْمِن بالله } [ البقرة : 256 ] وكقوله : { وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَآءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ إِلاَّ الذي فَطَرَنِي } [ الزخرف : 26-27 ] الآية - وكقوله : { وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نوحي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إله إِلاَّ أَنَاْ فاعبدون } [ الأنبياء : 25 ] وقوله : { وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلْنَا مِن دُونِ الرحمن آلِهَةً يُعْبَدُونَ } [ الزخرف : 45 ] إلى غير ذلك من الآيات

قوله تعالى : { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } .أي لا نطلب العون إلا منك وحدك . لأن الأمر كله بيدك وحدك لا يملك أحد منه معك مثقال ذرة . وإتيانه بقوله : { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } بعد قوله : { إِيَّاكَ نَعْبُدُ } ، فيه إشارة إلى أنه لا ينبغي أن يتوكل إلا على من يستحق العبادة . لأن غيره ليس بيده الأمر . وهذا المعنى المشار إليه هنا جاء مبيناً واضحاً في آيات أخر كقوله : { فاعبده وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ } [ هود : 123 ] الآية - وقوله : { فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ الله لا إله إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ } [ التوبة : 129 ] الآية - وقوله : { رَّبُّ المشرق والمغرب لاَ إله إِلاَّ هُوَ فاتخذه وَكِيلاً } [ المزمل : 9 ] وقوله : { قُلْ هُوَ الرحمن آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا } [ الملك : 299 ] إلى غير ذلك من الآيات

Post a Comment for "Sistematika Tafsir Adhwa Al-Bayan"